Selasa, 26 November 2013

mukjizat al-Qur'an


بسم الله الرحمن الرحيم
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Artinya: “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain ALLAH, jika kamu orang-orang yang benar” (al-Baqoroh: 23)
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْأِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيراً
Artinya: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain." (al-Isro’: 88)
Ayat di atas adalah ayat tantangan dari ALLAH Swt, yang belum dan tak akan terjawab, menunjukkan bahwa al-Qur’an bukanlah syair yang dirangkai Nabi Muhammad Saw, akan tetapi al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu dari ALLAH ‘Azza wa Jalla.
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى * إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
Artinya: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (an-Najm: 3-4)
Rosulullah diutus ditengah masyarakat yang amat membanggakan syair-syair. Pada masa pra Islam, syair-syair ditempelkan di dinding ka’bah pada acara semacam festival seni yang diadakan setiap minggu, bulan, atau tahunan. Pada acara seperti ini para pujangga saling unjuk kemampuan dalam bersastra, sedangkan masyarakatnya waktu itu amat memuliakan orang-orang yang mahir menggubah syair. Hingga akhirnya syair-syair mereka mampu dijerembabkan oleh keindahan susunan al-Qur’anul Kariim, yang membuat mereka bingung adalah al-Qur’an tidak menganut salah satu dari kaidah dalam bersastra yang mereka kenal, namun al-Qur’an memiliki sastra yang amat tinggi nan indah yang tak seorangpun hingga saat ini bisa menandingi sastra yang terdapat dalam al-Qur’an.
Dr. Muhammad Said Romadlon al-Buthi menyimpulkan bahwa semua kalimat dalam al-Qur’an, dirangkai melalui huruf, harakat, dan kata yang tepat ukuran dan komposisinya. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh ALLAH Dzat Yang Maha Pengasih lagi Mengetahui. Mustahil ada manusia yang mampu menyusun kalimat yang menyerupai keindahan dan keistimewaan al-Qur’an. Namun tentu saja mukjizat al-Qur’an tidak hanya terletak pada sastranya yang luar biasa, akan tetapi diantaranya juga adalah isi kandungan al-Qur’an yang tidak pernah bertentangan dengan sains modern yang padahal kita ketahui bahwa al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah Saw, lebih dari  1400 tahun yang silam dimana pada waktu itu belum ada alat elektronik seperti computer, televise, dan lain sebagainya.
Kemukjizatan al-Qur’an ini merupakan bukti bahwa al-Qu’an benar-benar dari ALLAH Swt, sebagaimana yang diungkapkan sayyid Quthb bawha ia (al-Qur’an) tersusun dari huruf-huruf yang biasa dipergunakan manusia dalam tulisan dan percakapan sehari-hari. ALLAH Mewahyukan al-Qur’an dengan huruf-huruf yang sama. Namun terdapat perbedaan yang besar antara kata atau kalimat yang diucapkan manusia dengan yang difirmankan oleh-Nya.
Kita tentunya tahu tentang mukjizat Nabi Musa yang dapat membelah lautan menggunakan tongkat dengan izin ALLAH Swt, mukjizat Nabi Sholih yang mengeluarkan unta hidup dari dalam batu yang keras, mukjizat Nabi Isa yang dapat menghidupkan orang mati, dan mukjizat lainnya dari para Nabi lainnya yang dapat mereka lakukan dengan seizin Robbul ‘alamaiin ALLAH ‘Azza wa Jalla. Akan tetapi mukjizat itu seluruhnya hilang seiring wafatnya Nabi-Nabi tersebut. Berbeda dengan al-Qur’an yang tetap ada sebagai pedoman sepeninggal Nabi dan menjadi mukjizat teragung yang pernah ada, karena Rosulullah Muhammad Saw, tidak hanya diutus untuk masyarakat Arab waktu itu, melainkan juga kepada seluruh manusia tanpa terkecuali, bahkan untuk seluruh alam.
Ahmad ash-Shawi dalam kitab Hasyiyatus Showi menyatakan bahwa Jika para Rosul sebelum Nabi Muhammad Saw, diutus kepada kaumnya masing-masing, maka tidak demikian halnya dengan Nabi Muhammad Saw, yang diutus kepada seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Bahkan, juga kepada malaikat dan jin.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَافَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (Saba’:28)
Al-Qur’an selain keberadaannya sebagai pedoman bagi umat Islam, al-Qur’an juga menjadi mukjizat yang tak akan hilang hingga hari kiamat tiba, tidak seperti mukjizat lain dari para Rosul yang hilang seiring dengan wafatnya para Rosul tersebut, kemukjizatan Rosulullah Muhammad Saw, tetap langgeng walaupun sepeninggal beliau.
Al-Qur’an sebagai pedoman sekaligus mukjizat tak pernah berubah karena ALLAH Swt, adalah Dzat Yang Menjaganya:
{إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ}
Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (al-Hijr: 8)
Ayat ini menjamin kesucian al-Qur’an yang tak satupun tangan berniat buruk mampu mengubahnya. Dalam kitab Adlwa’ul Bayan dijelaskan:
بين تعالى في هذه الآية الكريمة أنه هو الذي نزل القرآن العظيم وأنه حافظ له من أن يزاد فيه أو ينقص أو يتغير منه شيء أو يبدل
“ALLAH Ta’ala menjelaskan dalam ayat mulia ini, bahwa sesungguhnya Dia Yang Mewahyukan al-Qur’anul ‘adzim dan Dia Yang Menjaganya dari upaya penambahan atau pengurangan, dan dari pengubahan atau penggantian (dari tangan-tangan yang berniat buruk)”
Al-Qur’an adalah kitab yang tebal namun mudah dihapal, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa, ALLAH Menjadikan al-Qur’an mudah dihafal. Dengan demikian meskipun orang-orang kafir berusaha untuk merubah al-Qur’an, itu akan percuma dan menjadi usaha bodoh yang sia-sia, karena betapa banyaknya al-Qur’an tersimpan dengan rapi di memori masyarakat Muslim berbagai usia.
v  al-Qur’an menerangkan kejadian yang belum terjadi
Diantara bukti kemukjizatan al-Qur’an adalah al-Qur’an menerangkan beberapa kejadian yang kejadian itu benar-benar terjadi setelah turunnya ayat tersebut. Contohnya adalah seperti yang disampaikan dalam kitab i’jazul Qur’an berikut:
Yang pertama adalah menjelaskan tentang kekalahan bangsa Persia dari bangsa Rumawi (Rum)
الم (1) غُلِبَتِ الرُّومُ(2) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ(3) فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ(4) بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ(5) وَعْدَ اللَّهِ لا يُخْلِفُ اللَّهُ وَعْدَهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ(6)
Artinya: “Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi. di negeri yang terdekat  dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. dalam beberapa tahun lagi. Bagi ALLAH-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, Karena pertolongan ALLAH. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (Sebagai) janji yang sebenarnya dari ALLAH. ALLAH tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Ar-Rum: 1-6)
Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa Persia, maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. Sedang kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Rumawi dan kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman ALLAH.
Yang kedua adalah kisah ahli perang Badar
وَإِذْ يَعِدُكُمُ اللَّهُ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ وَيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ (7)
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika ALLAH menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan ALLAH menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,”(Al-Anfal: 7)
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam perang badar kaum Muslimin yang hanya berjumlah 313 orang mampu mengalahkan pasukan kafir yang berjumlah sekitar 3 ribu pasukan.
Masih ada lagi ayat-ayat yang menjelaskan sesuatu yang belum terjadi namun al-Qur’an telah menyebutkannya terlebih dahulu hingga beberapa waktu setelah itu kejadian-kejadian itu semua benar-benar terbukti. (Lebih lanjut silahkan buka kitab I’jazul Qur’an lil Baqilani)
v  Al-Qur’an dan fakta ilmiah
Di dalam al-Qur’an terdapat penjelasan tentang fase-fase pembentukan manusia dalam rahim, fenomena alam, maupun karakteristik dan keistimewaan hewan tertentu, dan juga terdapat beberapa ayat agar manusia mau merenungi, meneliti, dan mengungkap rahasia alam.
Fakta-fakta ilmiah dalam al-Qur’an baru disadari setelah berkembangnya pengetahuan, membuktikan bahwa apa yang tercantum di dalam al-Qur’an adalah benar. Tercantumnya pengetahuan ilmiah dalam al-Qur’an menunjukkan bahwa al-Qur’an itu memang berasal dari ALLAH ‘Azza wa Jalla, Pemilik segala pengetahuan yang diketahui oleh manusia ataupun yang tidak mereka ketahui.
Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti bahwa Al Quran berasal dari ALLAH, bahwa umat manusia tidak akan pernah mampu membuat sesuatu yang menyerupainya. Salah satu bukti ini adalah ayat-ayat (tanda-tanda) Al Quran yang terdapat di alam semesta. Sesuai dengan ayat:


سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?" (QS. Fushilat: 53)
Banyak informasi yang ada dalam Al Quran ini sesuai dengan yang ada di dunia eksternal. ALLAH-lah yang telah menciptakan alam semesta dan karenanya memiliki pengetahuan mengenai semua itu. ALLAH juga yang telah menurunkan Al Quran. Bagi orang-orang beriman yang teliti, sungguh-sungguh, dan arif, banyak sekali informasi dan analisis dalam Al Quran yang dapat mereka lihat dan pelajari.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa Al Quran bukanlah buku ilmu pengetahuan. Tujuan diturunkannya Al Quran adalah sebagaimana yang diungkapkan dalam ayat-ayat berikut:
الَر كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
"Alif lam ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan Yang Mahakuasa lagi Maha Terpuji." (QS. Ibrahim: 1)
Singkatnya, ALLAH menurunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang beriman. Al Quran menjelaskan kepada manusia cara menjadi hamba ALLAH dan mencari ridha-Nya.
Betapapun, Al-Quran juga memberi informasi dasar mengenai beberapa hal seperti penciptaan alam semesta, kelahiran manusia, struktur atmosfer, dan keseimbangan di langit dan di bumi. Kenyataan bahwa informasi dalam Al Quran tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal penting, karena kesesuaian ini menegaskan bahwa Al Quran adalah "firman ALLAH". Menurut ayat
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ اخْتِلاَفًا كَثِيرًا
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi ALLAH, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya" (Surat an-Nisa: 82)
 Terdapat keserasian yang luar biasa antara pernyataan di dalam Al-Quran dan dunia eksternal. Pada halaman-halaman berikut kita akan membahas kesamaan yang luar biasa antara informasi tentang alam semesta yang ada dalam Al Quran dan dalam ilmu pengetahuan.
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَّا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِن تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِن فُطُورٍ (3) ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئاً وَهُوَ حَسِيرٌ (4)
"Dia yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah." (Surat Al Mulk: 3-4)
Berikut ini akan ditulis artikel yang diambil dari www.harunyahya.com/indo
ORBIT DAN ALAM SEMESTA YANG BEROTASI
Salah satu sebab utama yang menghasilkan keseimbangan di alam semesta, tidak diragukan lagi, adalah beredarnya benda-benda angkasa sesuai dengan orbit atau lintasan tertentu. Walaupun baru diketahui akhir-akhir ini, orbit ini telah ada di dalam Al Quran:
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (QS. Al Anbiya:33)
Bintang, planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan dalam sistemnya, dan alam semesta yang lebih besar bekerja secara teratur seperti pada roda gigi suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita juga bergerak mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan tata surya bergerak 500 juta kilometer menjauhi posisi sebelumnya. Setelah dihitung, diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja dari orbitnya, hal ini akan menyebabkan hancurnya sistem tersebut. Misalnya, marilah kita lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi menyimpang 3 mm lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.
"Selagi berotasi mengitari matahari, bumi mengikuti orbit yang berdeviasi sebesar 2,8 mm dari lintasannya yang benar setiap 29 km. Orbit yang diikuti bumi tidak pernah berubah karena penyimpangan sebesar 3 mm akan menyebabkan kehancuran yang hebat. Andaikan penyimpangan orbit adalah 2,5 mm, dan bukan 2,8 mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas dan kita semua akan membeku. Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan hangus dan mati." (Bilim ve Teknik, Juli 1983).
PERJALANAN MATAHARI
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (QS. Yasin:38)
Berdasarkan perhitungan para astronom, akibat aktivitas galaksi kita, matahari berjalan dengan kecepatan 720.000 km/jam menuju Solar Apex, suatu tempat pada bidang angkasa yang dekat dengan bintang Vega. (Ini berarti matahari bergerak sejauh kira-kira 720.000x24 = 17.280.000 km dalam sehari, begitu pula bumi yang bergantung padanya.)
GUNUNG SEBAGAI PENAHAN GEMPA BUMI
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ
"Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang." (QS. Luqman:10)
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?" (QS. An-Naba:7)
Informasi yang diperoleh melalui penelitian geologi tentang gunung sangatlah sesuai dengan ayat Al Quran. Salah satu sifat gunung yang paling signifikan adalah kemunculannya pada titik pertemuan lempengan-lempengan bumi, yang saling menekan saat saling mendekat, dan gunung ini "mengikat" lempengan-lempengan tersebut. Dengan sifat tersebut, pegunungan dapat disamakan seperti paku yang menyatukan kayu.
Selain itu, tekanan pegunungan pada kerak bumi ternyata mencegah pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak mencapai permukaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.
FASE-FASE PERKEMBANGAN EMBRIO MANUSIA
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (5)
Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (al-Hajj: 5)
Manusia berasal dari setetes nuthfah yang dipancarkan ke dalam rahim. Nuthfah adalah bagian terkecil yang dipancarkan ke dalam rahim. Arti kata nuthfah menurut Prof. Dr. Quraish Shihab adalah setetes yang membasahi. Proses pembentukan embrio yang sesuai dengan penemuan abad ke-20 ini sudah dikabarkan oleh seorang utusan ALLAH Swt, sekitar lebih dari 1400 tahun yang lalu.
Sebenarnya masih ada banyak lagi fakta ilmiah yang diungkap dalam al-Qu’an yang senantiasa relevan dengan penemuan termodern. Tercantumnya fakta-fakta ini membuktikan bahwa al-Qur’an memang benar-benar diwahyukan oleh ALLAH Swt, Sang Maha Pencipta, Dzat Maha Sempurna Yang tak pernah berbuat kesalahan, Dzat Yang Tunggal, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Sesuatu yang dibuat oleh tangan manusia tentu akan terbatas oleh waktu. Namun bila sesuatu itu adalah dilakukan oleh ALLAH Swt, dan Dia berkehendak untuk Melanggengkannya, maka tak satupun yang bisa melawan-Nya.
Untuk tulisan mengenai fakta-fakta ilmiah dalam al-Qur’an ini, mayoritasnya saya ambil dari karya Harun Yahya yang bisa dikunjungi di situs: www.harunyahya.com/indo
v  Mukjizat al-Qur’an dalam kesatuan dan keteraturannya.
Al-Qur’an mengandung mukjizat dari semua sudutnya. Berdasarkan fakta ini, maka akan dibahas beberapa bentuk kemukjizatan al-Qur’an yang telah dieskplorasi oleh beberapa ulama berdasarkan prinsip kesatuan al-Qur’an dan keterkaitan antara ayat-ayat dan surah-surahnya, padahal al-Qur’an diturunkan dalam konteks yang berbeda-beda dengan peristiwa yang berbeda pula.
Imam Az-Zarkasyi dalam kitabnya al-Burhan fi ulum al-Qur’an menjelaskan bahwa “Sesungguhnya yang membangkitkan pengetahuan terhadap kemukjizatan al-Qur’an adalah perbedaan-perbedaan tingkatan dan menyebutkan segala tema yang sesuai ditempat yang tepat. Setiap kata digunakan dalam tema yang sesuai, walaupun sinonim, sehingga apabila diganti dengankata yang lain, maka hilanglah keindahan dan kemanisa susunannya.”
Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Itqon fi Ulumil Qur’an juga membahas masalah mukjizat al-Qur’an dalam bab khusus. Beliau menegaskan bahwa al-Qur’an memiliki mukjizat dalam keindahan susunannya, serta pertautan kalimat-kalimat dan ayat-ayatnya. Dan strukturnya berada di puncak keteraturan dan kefasihan sehingga apabila dicabut satu kata saja dan disuruh kepada ilmuwan arab paling pintar untuk mengganti dengan yang lebih inda, pasti mereka tidak akan mampu.
Kelanjutan dari mukjizat al-Qur’an dari keteraturan dan kesesuaiannya ini dapat dibaca di the unity of Al-Qur’an.

Demikianlah sekelumit coretan tentang kemukjizatan al-Qur’an, yang tentu saja tulisan ini sangat amat tidak cukup untuk menulis kemukjizatan al-Qur’an, namun setidaknya sedikit membuka mata dan menyadari bahwa betapa umat Islam telah dimuliakan oleh ALLAH Swt, dengan diturunkannya al-Qur’an. Kebenaran al-Qur’an secara mutlak telah meluluhkan sedemikian banyak hati-hati orang yang sebelumnya tidak beriman. Mulai dari ilmuwan, politikus, musisi, atlet, atau rakyat sipil biasa. Jika perkembangan Islam di Eropa maupun Amerika berkembang dengan pesat maka salah satu alasannya adalah hidayah ALLAH Swt, kepada mereka setelah menyaksikan keagungan al-Qur’an.

{وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِناً عَلَيْهِ فَاحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ اللَّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ الْحَقِّ ... الاية} [المائدة:48]
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. (Al-Maa’idah: 48)
والله اعلم بالصواب









Penjelasan tentang birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua)

بسم الله الرحمن الرحيم { وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِن...