بسم الله الرحمن الرحيم
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا
بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ
صَادِقِينَ
Artinya: “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran
yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang
semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain ALLAH, jika kamu
orang-orang yang benar” (al-Baqoroh: 23)
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْأِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ
هَذَا الْقُرْآنِ لا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيراً
Artinya: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya jika manusia
dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak
akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain."
(al-Isro’: 88)
Ayat di atas adalah ayat tantangan dari ALLAH Swt, yang belum dan tak
akan terjawab, menunjukkan bahwa al-Qur’an bukanlah syair yang dirangkai Nabi
Muhammad Saw, akan tetapi al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu dari ALLAH
‘Azza wa Jalla.
وَمَا
يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى * إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
Artinya: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut
kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).” (an-Najm: 3-4)
Rosulullah diutus ditengah masyarakat yang amat membanggakan
syair-syair. Pada masa pra Islam, syair-syair ditempelkan di dinding ka’bah pada
acara semacam festival seni yang diadakan setiap minggu, bulan, atau tahunan.
Pada acara seperti ini para pujangga saling unjuk kemampuan dalam bersastra, sedangkan
masyarakatnya waktu itu amat memuliakan orang-orang yang mahir menggubah syair.
Hingga akhirnya syair-syair mereka mampu dijerembabkan oleh keindahan susunan
al-Qur’anul Kariim, yang membuat mereka bingung adalah al-Qur’an tidak menganut
salah satu dari kaidah dalam bersastra yang mereka kenal, namun al-Qur’an
memiliki sastra yang amat tinggi nan indah yang tak seorangpun hingga saat ini
bisa menandingi sastra yang terdapat dalam al-Qur’an.
Dr. Muhammad Said Romadlon al-Buthi menyimpulkan bahwa semua
kalimat dalam al-Qur’an, dirangkai melalui huruf, harakat, dan kata yang tepat
ukuran dan komposisinya. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh ALLAH Dzat Yang Maha
Pengasih lagi Mengetahui. Mustahil ada manusia yang mampu menyusun kalimat yang
menyerupai keindahan dan keistimewaan al-Qur’an. Namun tentu saja mukjizat
al-Qur’an tidak hanya terletak pada sastranya yang luar biasa, akan tetapi
diantaranya juga adalah isi kandungan al-Qur’an yang tidak pernah bertentangan
dengan sains modern yang padahal kita ketahui bahwa al-Qur’an diturunkan kepada
Rasulullah Saw, lebih dari 1400 tahun
yang silam dimana pada waktu itu belum ada alat elektronik seperti computer,
televise, dan lain sebagainya.
Kemukjizatan al-Qur’an ini merupakan bukti bahwa al-Qu’an
benar-benar dari ALLAH Swt, sebagaimana yang diungkapkan sayyid Quthb bawha ia
(al-Qur’an) tersusun dari huruf-huruf yang biasa dipergunakan manusia dalam
tulisan dan percakapan sehari-hari. ALLAH Mewahyukan al-Qur’an dengan
huruf-huruf yang sama. Namun terdapat perbedaan yang besar antara kata atau
kalimat yang diucapkan manusia dengan yang difirmankan oleh-Nya.
Kita tentunya tahu tentang mukjizat Nabi Musa yang dapat membelah
lautan menggunakan tongkat dengan izin ALLAH Swt, mukjizat Nabi Sholih yang
mengeluarkan unta hidup dari dalam batu yang keras, mukjizat Nabi Isa yang
dapat menghidupkan orang mati, dan mukjizat lainnya dari para Nabi lainnya yang
dapat mereka lakukan dengan seizin Robbul ‘alamaiin ALLAH ‘Azza wa Jalla. Akan
tetapi mukjizat itu seluruhnya hilang seiring wafatnya Nabi-Nabi tersebut.
Berbeda dengan al-Qur’an yang tetap ada sebagai pedoman sepeninggal Nabi dan
menjadi mukjizat teragung yang pernah ada, karena Rosulullah Muhammad Saw,
tidak hanya diutus untuk masyarakat Arab waktu itu, melainkan juga kepada
seluruh manusia tanpa terkecuali, bahkan untuk seluruh alam.
Ahmad ash-Shawi dalam kitab Hasyiyatus Showi menyatakan bahwa Jika
para Rosul sebelum Nabi Muhammad Saw, diutus kepada kaumnya masing-masing, maka
tidak demikian halnya dengan Nabi Muhammad Saw, yang diutus kepada seluruh umat
manusia tanpa terkecuali. Bahkan, juga kepada malaikat dan jin.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ
إِلاَّ كَافَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (Saba’:28)
Al-Qur’an selain keberadaannya sebagai pedoman bagi umat Islam,
al-Qur’an juga menjadi mukjizat yang tak akan hilang hingga hari kiamat tiba,
tidak seperti mukjizat lain dari para Rosul yang hilang seiring dengan wafatnya
para Rosul tersebut, kemukjizatan Rosulullah Muhammad Saw, tetap langgeng
walaupun sepeninggal beliau.
Al-Qur’an sebagai pedoman sekaligus mukjizat tak pernah berubah
karena ALLAH Swt, adalah Dzat Yang Menjaganya:
{إِنَّا
نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ}
Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (al-Hijr: 8)
Ayat ini menjamin kesucian al-Qur’an yang tak satupun tangan
berniat buruk mampu mengubahnya. Dalam kitab Adlwa’ul Bayan dijelaskan:
بين تعالى في هذه الآية الكريمة أنه هو
الذي نزل القرآن العظيم وأنه حافظ له من أن يزاد فيه أو ينقص أو يتغير منه شيء أو يبدل
“ALLAH Ta’ala menjelaskan dalam ayat mulia ini, bahwa sesungguhnya
Dia Yang Mewahyukan al-Qur’anul ‘adzim dan Dia Yang Menjaganya dari upaya
penambahan atau pengurangan, dan dari pengubahan atau penggantian (dari
tangan-tangan yang berniat buruk)”
Al-Qur’an adalah kitab yang tebal namun mudah dihapal, mulai dari
anak kecil hingga orang dewasa, ALLAH Menjadikan al-Qur’an mudah dihafal.
Dengan demikian meskipun orang-orang kafir berusaha untuk merubah al-Qur’an,
itu akan percuma dan menjadi usaha bodoh yang sia-sia, karena betapa banyaknya
al-Qur’an tersimpan dengan rapi di memori masyarakat Muslim berbagai usia.
v al-Qur’an
menerangkan kejadian yang belum terjadi
Diantara bukti kemukjizatan al-Qur’an adalah al-Qur’an menerangkan
beberapa kejadian yang kejadian itu benar-benar terjadi setelah turunnya ayat
tersebut. Contohnya adalah seperti yang disampaikan dalam kitab i’jazul Qur’an
berikut:
Yang
pertama adalah menjelaskan tentang kekalahan bangsa Persia dari bangsa Rumawi
(Rum)
الم (1)
غُلِبَتِ الرُّومُ(2) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ
سَيَغْلِبُونَ(3) فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ
وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ(4) بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ
وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ(5) وَعْدَ اللَّهِ لا يُخْلِفُ اللَّهُ وَعْدَهُ
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ(6)
Artinya: “Alif Laam Miim.
Telah dikalahkan bangsa Rumawi. di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang.
dalam beberapa tahun lagi. Bagi ALLAH-lah urusan sebelum dan sesudah
(mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah
orang-orang yang beriman, Karena pertolongan ALLAH. Dia menolong siapa yang
dikehendakiNya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (Sebagai) janji yang
sebenarnya dari ALLAH. ALLAH tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui. (Ar-Rum: 1-6)
Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa Persia,
maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada
orang musyrikin Persia. Sedang kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian
turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Rumawi
sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal
itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Rumawi dan
kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran Nabi
Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman ALLAH.
Yang kedua adalah kisah ahli perang Badar
وَإِذْ يَعِدُكُمُ
اللَّهُ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ
ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ وَيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ
بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ (7)
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika ALLAH menjanjikan
kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu,
sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang
untukmu, dan ALLAH menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan
ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,”(Al-Anfal: 7)
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam perang badar kaum
Muslimin yang hanya berjumlah 313 orang mampu mengalahkan pasukan kafir yang
berjumlah sekitar 3 ribu pasukan.
Masih ada lagi ayat-ayat yang menjelaskan sesuatu yang belum
terjadi namun al-Qur’an telah menyebutkannya terlebih dahulu hingga beberapa
waktu setelah itu kejadian-kejadian itu semua benar-benar terbukti. (Lebih
lanjut silahkan buka kitab I’jazul Qur’an lil Baqilani)
v Al-Qur’an dan
fakta ilmiah
Di dalam
al-Qur’an terdapat penjelasan tentang fase-fase pembentukan manusia dalam
rahim, fenomena alam, maupun karakteristik dan keistimewaan hewan tertentu, dan
juga terdapat beberapa ayat agar manusia mau merenungi, meneliti, dan
mengungkap rahasia alam.
Fakta-fakta
ilmiah dalam al-Qur’an baru disadari setelah berkembangnya pengetahuan,
membuktikan bahwa apa yang tercantum di dalam al-Qur’an adalah benar. Tercantumnya
pengetahuan ilmiah dalam al-Qur’an menunjukkan bahwa al-Qur’an itu memang
berasal dari ALLAH ‘Azza wa Jalla, Pemilik segala pengetahuan yang diketahui
oleh manusia ataupun yang tidak mereka ketahui.
Dalam
Al Quran, terdapat banyak bukti bahwa Al Quran berasal dari ALLAH, bahwa umat
manusia tidak akan pernah mampu membuat sesuatu yang menyerupainya. Salah satu
bukti ini adalah ayat-ayat (tanda-tanda) Al Quran yang terdapat di alam
semesta. Sesuai
dengan ayat:
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا
فِي الآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ
يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
"Kami akan
memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru
dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu
adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia
menyaksikan segala sesuatu?" (QS.
Fushilat: 53)
Banyak informasi yang ada dalam Al Quran ini sesuai dengan yang ada
di dunia eksternal. ALLAH-lah yang telah menciptakan alam semesta dan karenanya
memiliki pengetahuan mengenai semua itu. ALLAH juga yang telah menurunkan Al
Quran. Bagi orang-orang beriman yang teliti, sungguh-sungguh, dan arif, banyak
sekali informasi dan analisis dalam Al Quran yang dapat mereka lihat dan
pelajari.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa Al Quran bukanlah buku ilmu
pengetahuan. Tujuan diturunkannya Al Quran adalah sebagaimana yang diungkapkan
dalam ayat-ayat berikut:
الَر كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ
إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ
إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
"Alif lam ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami
turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada
cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan Yang Mahakuasa lagi Maha
Terpuji." (QS. Ibrahim: 1)
Singkatnya, ALLAH menurunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi
orang-orang beriman. Al Quran menjelaskan kepada manusia cara menjadi hamba ALLAH
dan mencari ridha-Nya.
Betapapun, Al-Quran juga memberi informasi dasar mengenai beberapa
hal seperti penciptaan alam semesta, kelahiran manusia, struktur atmosfer, dan
keseimbangan di langit dan di bumi. Kenyataan bahwa informasi dalam Al Quran
tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal
penting, karena kesesuaian ini menegaskan bahwa Al Quran adalah "firman ALLAH".
Menurut ayat
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ
الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ اخْتِلاَفًا
كَثِيرًا
"Maka
apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan
dari sisi ALLAH, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di
dalamnya" (Surat an-Nisa: 82)
Terdapat keserasian yang
luar biasa antara pernyataan di dalam Al-Quran dan dunia eksternal. Pada
halaman-halaman berikut kita akan membahas kesamaan yang luar biasa antara
informasi tentang alam semesta yang ada dalam Al Quran dan dalam ilmu
pengetahuan.
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ
سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَّا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِن تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ
هَلْ تَرَى مِن فُطُورٍ (3) ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنقَلِبْ إِلَيْكَ
الْبَصَرُ خَاسِئاً وَهُوَ حَسِيرٌ (4)
"Dia
yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya
penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah." (Surat Al Mulk: 3-4)
Berikut ini
akan ditulis artikel yang diambil dari www.harunyahya.com/indo
ORBIT DAN ALAM SEMESTA
YANG BEROTASI
Salah satu sebab utama yang menghasilkan
keseimbangan di alam semesta, tidak diragukan lagi, adalah beredarnya
benda-benda angkasa sesuai dengan orbit atau lintasan tertentu. Walaupun baru
diketahui akhir-akhir ini, orbit ini telah ada di dalam Al Quran:
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari
dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya." (QS. Al Anbiya:33)
Bintang, planet, dan bulan berputar pada
sumbunya dan dalam sistemnya, dan alam semesta yang lebih besar bekerja secara
teratur seperti pada roda gigi suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita juga
bergerak mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan tata surya
bergerak 500 juta kilometer menjauhi posisi sebelumnya. Setelah dihitung,
diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja dari orbitnya,
hal ini akan menyebabkan hancurnya sistem tersebut. Misalnya, marilah kita
lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi menyimpang 3 mm lebih besar atau
lebih kecil dari yang seharusnya.
"Selagi berotasi mengitari matahari, bumi
mengikuti orbit yang berdeviasi sebesar 2,8 mm dari lintasannya yang benar
setiap 29 km. Orbit yang diikuti bumi tidak pernah berubah karena penyimpangan
sebesar 3 mm akan menyebabkan kehancuran yang hebat. Andaikan penyimpangan
orbit adalah 2,5 mm, dan bukan 2,8 mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas dan
kita semua akan membeku. Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan
hangus dan mati." (Bilim ve Teknik, Juli 1983).
PERJALANAN MATAHARI
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا
ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (QS. Yasin:38)
Berdasarkan perhitungan para astronom, akibat
aktivitas galaksi kita, matahari berjalan dengan kecepatan 720.000 km/jam
menuju Solar Apex, suatu tempat pada bidang angkasa yang dekat dengan bintang
Vega. (Ini berarti matahari bergerak sejauh kira-kira 720.000x24 = 17.280.000
km dalam sehari, begitu pula bumi yang bergantung padanya.)
GUNUNG SEBAGAI PENAHAN GEMPA BUMI
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ
وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ
"Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan
Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak
menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis
binatang." (QS. Luqman:10)
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan
gunung-gunung sebagai pasak?" (QS. An-Naba:7)
Informasi yang diperoleh melalui penelitian geologi tentang gunung
sangatlah sesuai dengan ayat Al Quran. Salah satu sifat gunung yang paling
signifikan adalah kemunculannya pada titik pertemuan lempengan-lempengan bumi,
yang saling menekan saat saling mendekat, dan gunung ini "mengikat"
lempengan-lempengan tersebut. Dengan sifat tersebut, pegunungan dapat disamakan
seperti paku yang menyatukan kayu.
Selain itu, tekanan pegunungan pada kerak bumi ternyata mencegah
pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak mencapai permukaan bumi,
sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.
FASE-FASE PERKEMBANGAN EMBRIO MANUSIA
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ
مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي
الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ
لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ
إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الْأَرْضَ
هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ
وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (5)
Artinya:
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (al-Hajj: 5)
Manusia
berasal dari setetes nuthfah yang dipancarkan ke dalam rahim. Nuthfah adalah bagian terkecil yang
dipancarkan ke dalam rahim. Arti kata nuthfah menurut Prof. Dr. Quraish Shihab
adalah setetes yang membasahi. Proses pembentukan embrio yang sesuai dengan
penemuan abad ke-20 ini sudah dikabarkan oleh seorang utusan ALLAH Swt, sekitar
lebih dari 1400 tahun yang lalu.
Sebenarnya masih ada banyak lagi fakta ilmiah
yang diungkap dalam al-Qu’an yang senantiasa relevan dengan penemuan termodern.
Tercantumnya fakta-fakta ini membuktikan bahwa al-Qur’an memang benar-benar
diwahyukan oleh ALLAH Swt, Sang Maha Pencipta, Dzat Maha Sempurna Yang tak
pernah berbuat kesalahan, Dzat Yang Tunggal, tidak beranak dan tidak
diperanakkan. Sesuatu yang dibuat oleh tangan manusia tentu akan terbatas oleh
waktu. Namun bila sesuatu itu adalah dilakukan oleh ALLAH Swt, dan Dia
berkehendak untuk Melanggengkannya, maka tak satupun yang bisa melawan-Nya.
Untuk tulisan mengenai fakta-fakta ilmiah dalam
al-Qur’an ini, mayoritasnya saya ambil dari karya Harun Yahya yang bisa
dikunjungi di situs: www.harunyahya.com/indo
v Mukjizat al-Qur’an dalam
kesatuan dan keteraturannya.
Al-Qur’an mengandung mukjizat dari semua
sudutnya. Berdasarkan fakta ini, maka akan dibahas beberapa bentuk kemukjizatan
al-Qur’an yang telah dieskplorasi oleh beberapa ulama berdasarkan prinsip
kesatuan al-Qur’an dan keterkaitan antara ayat-ayat dan surah-surahnya, padahal
al-Qur’an diturunkan dalam konteks yang berbeda-beda dengan peristiwa yang
berbeda pula.
Imam Az-Zarkasyi dalam kitabnya al-Burhan fi
ulum al-Qur’an menjelaskan bahwa “Sesungguhnya yang membangkitkan pengetahuan
terhadap kemukjizatan al-Qur’an adalah perbedaan-perbedaan tingkatan dan
menyebutkan segala tema yang sesuai ditempat yang tepat. Setiap kata digunakan
dalam tema yang sesuai, walaupun sinonim, sehingga apabila diganti dengankata
yang lain, maka hilanglah keindahan dan kemanisa susunannya.”
Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Itqon fi Ulumil
Qur’an juga membahas masalah mukjizat al-Qur’an dalam bab khusus. Beliau
menegaskan bahwa al-Qur’an memiliki mukjizat dalam keindahan susunannya, serta
pertautan kalimat-kalimat dan ayat-ayatnya. Dan strukturnya berada di puncak
keteraturan dan kefasihan sehingga apabila dicabut satu kata saja dan disuruh
kepada ilmuwan arab paling pintar untuk mengganti dengan yang lebih inda, pasti
mereka tidak akan mampu.
Kelanjutan dari mukjizat al-Qur’an dari
keteraturan dan kesesuaiannya ini dapat dibaca di the unity of Al-Qur’an.
Demikianlah sekelumit coretan tentang
kemukjizatan al-Qur’an, yang tentu saja tulisan ini sangat amat tidak cukup
untuk menulis kemukjizatan al-Qur’an, namun setidaknya sedikit membuka mata dan
menyadari bahwa betapa umat Islam telah dimuliakan oleh ALLAH Swt, dengan
diturunkannya al-Qur’an. Kebenaran al-Qur’an secara mutlak telah meluluhkan
sedemikian banyak hati-hati orang yang sebelumnya tidak beriman. Mulai dari
ilmuwan, politikus, musisi, atlet, atau rakyat sipil biasa. Jika perkembangan
Islam di Eropa maupun Amerika berkembang dengan pesat maka salah satu alasannya
adalah hidayah ALLAH Swt, kepada mereka setelah menyaksikan keagungan
al-Qur’an.
{وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا
بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِناً عَلَيْهِ فَاحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ
أَنزَلَ اللَّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ الْحَقِّ ...
الاية} [المائدة:48]
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. (Al-Maa’idah:
48)
والله
اعلم بالصواب