بسم الله
الرحمن الرحيم
أوضح المسالك - (ج 1 / ص 14(
التَّنْويِن وهو : نون ساكنة تلحق الآخر لفظا لا خطا لغير توكيد فخرج
بقيد السكون النونُ في ( ضَيْفَنٍ ) للطُّفَيْليِّ و ( رَعْشَنٍ ) للمُرْتَعِشِ وبقيد
الآخِرِ النونُ فى ( انْكَسَر ) و ( مُنْكَسِر ) وبقولى ( لَفظاً لا خَطَّا ) النونُ
اللاحقةُ لآخر القَوَافِي وستأتي وبقولى ( لغير توكيد ) نونُ نحو ( لنَسْفَعَاً ) و
( لَتَضْرِ بُنْ يا قَوْمُ ) ( لَتَضْرِ بِنْ يا هِنْدُ(
Tanwin
dalam ilmu nahwu adalah nun mati yang terletak di akhir lafadz kalimat isim
bukan hanya dalam tulisannya saja, dan juga tanwin tersebut tidak dimaksudkan
sebagai taukid (penguat ucapan).
Tanwin dibagi menjadi 4 macam:
1. Tanwin
tamkin (تنوين التمكين)
Tanwin tamkin adalah tanwin yang
terletak di akhir isim-isim yang mu’rob dan munshorif dengan tujuan
memberitahukan bahwa kalimat ini tetap dalam bentuk asalnya. kecuali pada jama’
muannats salim seperti contoh مسلماتٍ. Tanwin tamkin dinamakan juga dengan tanwin shorfi (تنوين الصرف) karena ia tidak ada keserupaan dengan
fi’il ataupun huruf. Tanwin ini juga adalah tanwin yang paling sering muncul
pada kalimat isim. Contoh: رجلٌ كتابٌ, هندٌ.
2.
Tanwin tankir تنوين التنكير))
Tanwin tankir adalah
tanwin yang terdapat pada akhir isim mabni seperti isim fi’il atau isim alam
yang berakhiran ويه . fungsi
tanwin ini adalah untuk membedakan mana yang makrifat dan mana pula yang
nakiroh di antara dua kata. Maka kemudian kata yang bertanwinlah yang
ditetapkan sebagai isim yang nakiroh dan sebaliknya yang tanpa tanwin adalah
isim makrifat. Contoh pada isim alam:
مررت بسبويهِ و بسبويهٍ اخرى
“Aku
bertemu dengan seorang Sibawaih dan Sibawaih lainnya”
Sibawaih yang kedua atau yang bertanwin adalah bentuk nakiroh,
maksudnya orang tersebut bertemu dengan orang yang bernama Sibawaih yang dia
kenal dan kemudian dia juga bertemu dengan Sibawaih lainnya.
Contoh pada isim fi’il: 1 صهْ 2 صهٍ
صه adalah isim fi’il yang memiliki arti diamlah. Maka dalam contoh
yang pertama tanpa tanwin berarti makrifat mengindikasikan bahwa itu adalah
perintah untuk melarang mukhotob untuk berbicara tentang apa yang masih ia
sampaikan. Semisal ia sedang menceritakan tentang hal yang tidak baik kemudian
dilarang dengan kata yang pertama. Dalam contoh yang kedua memiliki arti
larangan untuk berbicara mengenai apapun. Semisal suasana tenang dalam
perpustakaan dimana tak seorangpun diizinkan berbicara mengenai apapun maka
dalam hal ini yang digunakan adalah bentuk yang kedua dengan arti nakiroh.
3. Tanwin
muqobalah (تنوين مقابلة)
Adalah
tanwin yang terdapat di akhir kalimat isim jama’ mu’annats salim dengan tujuan
sebagai pembanding terhadap nun jama’ mudzakkar salim.
4. Tanwin
‘iwadl (تنوين عواض)
Tanwin
iwadl adalah tanwin yang muncul untuk menggantikan posisi lafadz lain. Tanwin
iwadl ini dibagi menjadi tiga:
a. Menjadi
ganti dari mufrod contoh
كلٌ يموت memiliki arti كل انسان tanwin pada
كلٌ menjadi ganti dari kata انسان
b. Menjadi
ganti dari jumlah contoh
وأنتم
حينئذٍ تنظرون menjadi ganti dari حين
اذ بلغت الحلقوم
Sebenarnya masih ada lagi
tanwin lainnya namun hanya keempat tanwin ini yang masuk pada isim dan dianggap
penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar