BERIMAN KEPADA NABI DAN ROSUL ALLAH
(dikutip dari berbagai sumber)
Seorang Nabi adalah pesuruh
Tuhan. Dia adalah utusan Tuhan untuk manusia. Seorang utusan mesti memiliki surat
kepercayaan, beberapa tanda yang menunjukkan kebenarannya.Tak seorangpun akan
diterima sebagai seorang utusan karena keinginannya sendiri. Karena itu, kita dapati
bahwa Perorangan-perorangan itu yang dipercaya menjadi Nabi-nabi dilengkapi dengan beberapa
kekuatan-kekuatan yang luar biasa yang tidak terdapat pada orang-orang
lain. Musa diberi kelebihan oleh Tuhan
untuk mengubah tongkatnya menjadi seekor ular, merubah air menjadi
darah, dan membelah laut dengan
pukulan tongkatnya. Nabi Isa diberi
kelebihan untuk menyebutkan orang sakit tanpa obat, membuat orang buta dapat melihat,
menghidupkan orang mati, dan, menurut kitab Suci Al-Qur'an dapat
berbicara sewaktu dia dalam ayunan (buaian). Muhammad dilengkapi ucapan yang mulia
(sangat baik), Al-Qur'an, dalam bahasa Arab
Nabi adalah contoh untuk manusia. Dia akan berbagi dengan mereka
sifat-sifat yang sama, kemampuan yang sama dan keterbatasan yang sama. Harus mampu
memberi contoh yang baik. Harus mempunyai kesanggupan menarik orang-orang untuk
Mengikuti ajarannya. Bila Nabi mempunyai sifatsifat yang "biasa,"
orang-orang tidak akan mengikuti contohnya.
Kesempurnaan yang ditunjukkan oleh seorang Nabi akan memungkinkan diikuti oleh
pengikut-pengikutnya. Bila seseorang menujukkan pada saya tingkat kebajikan
yang tinggi, saya akan terpikat untuk mencoba mencapai tingkat itu. Dia dan saya adalah manusia apa yang mungkin
untuk dia adalah mungkin untuk saya. Tetapi bila malaikat menunjukkan pada saya
tlngkat moral yang tinggi, saya tidak akan mencoba mengikuti contohnya. Apa
yang mungkin untuk dia barangkali tidak mungkin
untuk saya, karena
dia tidak berasal dari sifat dasar yang sama.
Ada alasan lain
untuk mempercayai bahwa
manusia akan menerima Nabi-nabi
dari jenis manusia. Kita telah tahu bahwa seorang Nabi diharapkan
mewujudkan kebenaran dengan
jalan menunjukkan pada orang-orang suatu perbuatan (prestosi) yang luar
biasa. Dengan demikian, orang-orang akan tahu bahwa dia dlberi kuasa
oleh Tuhan, sebab apa yang ia lakukan di luar kemampuan orang biasa. Ini
tidak akan berakibat apa-apa bila Nabi
bukan manusia, misalnya malaikat.
Rasul dalam ajaran Islam
Rasul (bahasa Arab: رسول Rasūl; Plural رسل Rusul) adalah seseorang yang mendapat wahyu dari Allah dengan suatu syari'at dan ia diperintahkan untuk
menyampaikannya dan mengamalkannya. Setiap rasul pasti seorang nabi, namun tidak setiap
nabi itu seorang rasul, dengan demikian, jumlah nabi jauh lebih banyak
dibanding jumlah rasul.
Menurut syariat Islam jumlah rasul ada
312,[note 1] sesuai dengan hadits yang telah disebutkan oleh Muhammad, yang diriwayatkan
oleh At-Turmudzi.
Menurut Al-Qur'an Allah telah
mengirimkan banyak nabi kepada umat manusia. Seorang rasul memiliki tingkatan
lebih tinggi karena menjadi pimpinan ummat, sementara nabi tidak harus menjadi
pimpinan. Di antara rasul yang memiliki julukan Ulul Azmi adalah Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa dan Muhammad.[1]
Mereka dikatakan memiliki tingkatan tertinggi di kalangan rasul. Rasul yang
terbanyak diutus oleh Allah adalah kepada Bani Israel, berawal dari Musa, berakhir pada Isa, dan di antara
keduanya terdapat seribu nabi.
Rasul dalam al-Qur'an dan hadits
- Idris diutus untuk bani Qabil[2] di Babul, Iraq dan Memphis.
- Nuh diutus untuk bani Rasib di wilayah Selatan Iraq.
- Hud diutus untuk ʿĀd yang tinggal di Al-Ahqaf, Yaman.
- Shaleh diutus untuk kaum Tsamūd di Semenanjung Arab.
- Ibrahim diutus untuk bangsa Kaldeā di Kaldaniyyun Ur, Iraq.
- Luth diutus untuk negeri Sadūm dan Amūrah di Syam, Palestina.
- Isma'il diutus untuk untuk penduduk Al-Amaliq, bani Jurhum dan qabilah Yaman, Mekkah.
- Ishaq diutus untuk Kanʻān di wilayah Al-Khalil, Palestina.
- Yaqub diutus untuk Kanʻān di Syam.
- Yusuf diutus untuk Hyksos dan Kanʻān di Mesir.
- Ayyub diutus untuk bani Israel dan bangsa Amoria (Aramin) di Horan, Syria.
- Syu'aib diutus untuk kaum Rass, negeri Madyan dan Aykah.
- Musa dan Harun diutus untuk Bangsa Mesir Kuno dan Bani Israel di Mesir.
- Zulkifli diutus untuk bangsa Amoria di Damaskus.
- Yunus diutus untuk bangsa Assyria di Ninawa, Iraq.
- Ilyas diutus untuk Funisia dan bani Israel, di Ba'labak Syam.
- Ilyasa diutus untuk bani Israel dan kaum Amoria di Panyas, Syam.
- Daud diutus untuk bani Israel di Palestina.
- Sulaiman diutus untuk bani Israel di Palestina.
- Zakaria diutus untuk bani Israil di Palestina.
- Yahya diutus untuk bani Israil di Palestina.
- Isa diutus untuk bani Israil di Palestina.
- Muhammad seorang nabi dan rasul terakhir yang diutus di Jazirah Arab untuk seluruh umat manusia dan jin.[note 2][note 3]
Adam dan Syits yang diutus sebelumnya hanyalah bertaraf sebagai nabi,
bukan sebagai rasul karena mereka tidak memiliki umat dan tidak memiliki
kewajiban untuk menyebarkan risalah yang mereka yakini. Sedangkan Khaḍr adalah seorang nabi
yang dianggap misterius, tidak diketahui lebih lanjut untuk kaum apa dia
diutus.
Perbedaan nabi dan rasul
- Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian.[note 4]
- Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman.[note 5]
- Syari’at para rasul berbeda antara satu dengan yang lainnya, atau dengan kata lain bahwa para rasul diutus dengan membawa syari’at baru.[note 6]
- Nabi yang pertama adalah Adam dan rasul pertama adalah Nuh.[note 7]
- Seluruh rasul yang diutus, Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya. Adapun nabi, ada di antara mereka yang berhasil dibunuh oleh kaumnya.[note 8]
Kriteria nabi dan rasul
Dikatakan
bahwa nabi dan rasul memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi, di
antaranya adalah:
- Dipilih dan diangkat oleh Allah.
- Mendapat mandat (wahyu) dari Allah.
- Bersifat cerdas.
- Dari umat bani Adam (manusia).
- Nabi dan rasul adalah seorang pria.[note 9][note 10]
Beriman
kepada Rosul atau Nabi yang diturunkan Allah SWT. sebelum diutusnya Nabi
Muhammad SAW. Merupakan salah satu rukun iman, sehingga tidak sah iman kita
manakala tidak mengimani mereka, disamping itu kita wajib membenarkan bahwa
Allah SWT. mengutus mereka untuk membimbing umatnya agar hanya menyembah Allah
SWT. sehingga memperoleh keselamatan hidup.
Menurut
logika, jika Allah SWT. tidak menurunkan Rosul kepada manusia, maka manusia
akan hidup menuruti segala hawa nafsunya, ia tidak mengenal Allah, dengan
diutusnya Rosul yang menyampaikan Wahyu, maka manusia menjadi tahu siapa
Tuhannya, tahu tentang segala hukum-hukum Allah SWT. dan tahu tentang tujuan
hidup didunia.
Ancaman
Allah jika kita tidak mengimani Rosul-rosul Allah, maka hidup kita akan sesat,
sebagaimana dijelaskan dalam QS An Nisa, 136, Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada
rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya”.
Bagaimana
cara mengimani Rosul-rosul dan Nabi-nabi ?
Dalam
QS Al Mukmin 78 Artinya : “Dan Sesungguhnya Telah kami utus beberapa
orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang kami ceritakan kepadamu dan
di antara mereka ada (pula) yang tidak kami ceritakan kepadamu. tidak dapat
bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka
apabila Telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil.
dan ketika itu Rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.”
Ayat
di atas menjelaskan tentang adanya Rosul dan Nabi yang diturunkan sebelum
datangnya Nabi Muhammad SAW. Berapa jumlahnya ? Dari Abu Dzar Al Ghifari, ia
bertanya kepada Rosulullah SAW. “ Ya Rosulullah, berapa jumlah Rosul ? Nabi
SAW. Menjawab , “tiga ratus belasan”. (HR Ahmad) Dalam riwayat Abu Umamah, Abu
Dzar bertanya, “Wahai Rosulullah, berapa tepatnya para Nabi?” Nabi SAW. “124
000 dan Rosul itu 315”.
Langkah-langkah
atau cara-cara mengimani Rosul-rosul dan Nabi-nabi Allah :
1.
Meyakini dengan
mantap bahwa Allah SWT. telah mengutus Rosul atau Nabi kepada setiap suku
bangsa untuk mengjaka mereka menyembah Allah yang Esa. Allah SWT. berfirman : “Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus Rosul pada setiap ummat (untuk menyerukan) : (Sembahlah Allah saja) dan
jauhilah Thagut” (QS An Nahl, 36)
2. Mengimani bahwa Rosul
dan Nabi adalah orang yang membimbing dan mengarahkan ummatnya untuk memperoleh
hidayah Allah SWT. “....Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan;
dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk”. (QS Ar Ro’du, 7)
3. Meyakini dan
membenarkan bahwa para Rosul dan Nabi memiliki akhlak yang mulia, khususnya
akhlak Amanat, “Maka tidak ada kewajiban atas para Rosul, selin dari
menyampaikan (amanat Allah) dengan
terang” (QS An Nahl, 35)
4. Allah meninggikan
derajat sebagaian Rosul atas rosul lainnya, menjadikan Nai Ibrahim AS dan Nabi
Muhammad SAW sebagai Kholilullah (kekasih Allah) dan menjadikan Nabi Muhammad
SAW. Sebagai penutup para Nabi, “ Rasul-rasul itu kami lebihkan
sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. di antara mereka ada yang Allah
berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya,
beberapa derajat. dan kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat
serta kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus....”. (QS Al Baqoroh, 253)
5. Mengimani seluruh
Nabi dan Rosul, baik yang diceritakan maupun yang tidak diceritakan Allah SWT.
Mereka yang tidak diceritakan kita imani secara global. “78. Dan Sesungguhnya Telah kami utus beberapa
orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang kami ceritakan kepadamu dan
di antara mereka ada (pula) yang tidak kami ceritakan kepadamu. tidak dapat
bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka
apabila Telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil.
dan ketika itu Rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil”.
6.
Mengimani bahwa
risalah yang dibawa Nabi dan Rosul adalah haq (benar).
7.
Membenarkan
berita-berita/lisan-lisan yang benar tentang para Rosul dan Nabi.
D. Beriman kepada Rasul Allah
Iman itu bukan hanya pengakuan di dalam
hati. Akan tetapi juga membenarkan dengan lisan dan diwujudkan pula dengan amal
perbuatan. Kalau kita sudah mengklaim bahwa kita seorang yang beriman kepada
rasul, maka perkataan dan perbuatan kita pun juga harus mencerminkan keimanan
kepada Rasul Allah swt. Salah satu bukti bahwa kita beriman kepada rasul adalah
dengan:
1. Bertakwa dan bertauhid kepada Allah
dengan keimanan yang kokoh
Kalau seseorang beriman kepada Rasul, maka ia pasti dia seorang yang beriman dengan keimanan yang kokoh. Karena setiap rasul mengajarkan ketauhidan, menyembah hanya kepada Allah dengan ketakwaan yang tinggi.
Kalau seseorang beriman kepada Rasul, maka ia pasti dia seorang yang beriman dengan keimanan yang kokoh. Karena setiap rasul mengajarkan ketauhidan, menyembah hanya kepada Allah dengan ketakwaan yang tinggi.
فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ
رَسُولاً مِّنْهُمْ أَنِ اعْبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلاَ
تَتَّقُونَ
Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul
dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): Sembahlah Allah oleh kamu
sekalian, sekali-kali tidak ada Ilah selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu
tidak bertaqwa (kepada-Nya)? (Al Quran Surat Al Mukminun: 32)
2. Taat beribadah kepada Allah swt.
Orang yang beriman kepada Rasul Allah
semestinya ia adalah seorang ahli ibadah. Karena memang manusia diciptakan untuk beribadah
kepada Allah swt. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Adz Zariat:
56.
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ
وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ
Artinya:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah pada-Ku.
3. Meneladani dalam kehidupan sehari-hari.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah pada-Ku.
3. Meneladani dalam kehidupan sehari-hari.
Para nabi dan rasul adalah orang-orang
mulia pilihan Allah yang memiliki akhlak yang agung. Akhlak yang agung itu
patut kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari. Contohnya kegigihan Nabi
Nuh, keberanian Nabi Ibrahim, kesabaran Nabi Ayub, ketundukan Nabi Ismail,
keuletan, kepahlawanan, kesabaran Nabi Muhammad saw, dan sebagainya harus kita
teladani dalam kehidupan kita sehari-hari.
4. Mengikuti dan mematuhi serta
melaksanakan perintahnya dan meninggalkan larangannya
Sangat tidak patut bagi seorang yang mengaku beriman kepada rasul tapi perbuatannya bertentangan dengan yang diajarkan oleh rasul. Sebagaimana firman Allah:
Sangat tidak patut bagi seorang yang mengaku beriman kepada rasul tapi perbuatannya bertentangan dengan yang diajarkan oleh rasul. Sebagaimana firman Allah:
…. وَمَآءَاتَاكُمُ
الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَانَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ
اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Artinya:
Apa yang diberikan rasul kepadamu, maka terimalah dia dan apa yang dilarang bagimu, maka tinggalkanlah. (Al Quran Surat Al Hasyr: 7)
Apa yang diberikan rasul kepadamu, maka terimalah dia dan apa yang dilarang bagimu, maka tinggalkanlah. (Al Quran Surat Al Hasyr: 7)
5. Menghindarkan diri dari ajaran atau
paham sesat terkait nabi dan rasul
Sejak wafatnya Rasulullah telah muncul paham dan aliran sesat mengenai nabi dan rasul. Terhadap ajaran dan paham yang menyimpang seperti ini kita harus menghindarinya.
Sejak wafatnya Rasulullah telah muncul paham dan aliran sesat mengenai nabi dan rasul. Terhadap ajaran dan paham yang menyimpang seperti ini kita harus menghindarinya.
Kepercayaan kita akan adanya nabi atau
rasul baru setelah wafatnya Rasululllah Muhammad saw penutup para nabi dan
rasul, itu akan membawa pada kekafiran.
Contoh paham atau aliran sesat berkaitan
dengan nabi dan rasul adalah:
1. Lia Eden di Banten, yang mengaku titisan jibril.
1. Lia Eden di Banten, yang mengaku titisan jibril.
2. Ahmad Musadeq di Bogor yang mengaku
mendapat wahyu di Gunung Salak.
3. Isa Bugis yang membawa syariat baru di
Sulawesi
4. Ahmadiyah, yang meyakini Nabi Mirza
Ghulam Ahmad sebagai nabi baru dengan kitab Tadzkirah.
E. Hikmah Beriman kepada Rasul Allah
Beriman kepada rasul Allah mempunyai fungsi
yang sangat penting bagi kehidupan kita. Beberapa fungsi beriman kepada rasul
Allah, antara lain:
1. Mendapat rahmat Allah
2. Sebagai perantara mengenal Allah dengan
segala sifat kesempurnaan-Nya.
3. Mengajarkan kepada manusia agar dalam
hidup dapat selamat dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat
4. Memberikan petunjuk dan suri teladan
sehingga akan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Memberi bimbingan kepada manusia agar
menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah swt.
6. Kita dapat membedakan antara yang benar
dan yang salah (buruk).
7. Sebagai prioritas untuk mencapai
kebenaran yang hakiki karena mendapat petunjuk dari Allah dan menjadi tahu
tentang hakikat dirinya sendiri. Sehingga akan bertambah iman kepada Allah dan
juga kepada Rasul Allah.
8. Kita mengetahui adanya kehidupan sesudah
mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar