Seputar khilafiyah adzan Jum’at
1.
Sudah mafhum
bagi kita bahwa pada masa Rasulullah, Abu Bakar ra, maupun Umar bin Khattab ra,
adzan pada shalat jum’at hanya satu kali. Akan tetapi pada saat ini adzan yang
kita temui di masjid-masjid adalah dua kali pada shalat jum’at.
Pertanyaan:
a.
Sejak kapan
ada penambahan dalam adzan jum’at?
Jawab:
Penambahan adzan
ini adalah inisiatif atau ijtihad dari shahabat Ustman bin Affan, beliau
melakukannya dikarenakan umat Islam pada saat itu semakin bertambah banyak. Dan
kebiasaan itulah yang berlaku sampai sekarang. (hashiyah I’anah at-Thalibin
juz 1 hal. 269. Maktabah syamilah)
حاشية إعانة الطالبين (1/ 269)
وفي البخاري: كان الاذان على عهد رسول الله
(ص) وأبي بكر وعمر حين يجلس الامام على المنبر، فلما كثر الناس في عهد عثمان أمرهم
بأذان آخر على الزوراء، واستقر الامر على هذا
فتح المعين (1/ 269)
وأذانان للجمعة، أحدهما بعد صعود الخطيب
المنبر والآخر الذي قبله إنما أحدثه عثمان رضي الله عنه لما كثر الناس، فاستحبابه عند
الحاجة كأن توقف حضورهم عليه، وإلا لكان الاقتصار على الاتباع أفضل
.
b.
Apakah kita
boleh melestarikan ini padahal ini tidak disyariatkan pada masa Nabi Muhammad
masih ada?
Jawab: tentu saja,
walaupun ini tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw, akan tetapi kita
tetap boleh melestarikannya dengan dalil hadits Nabi yang mengatakan
“berpeganglah pada sunnahku dan sunnahnya khulafa al-rasyidin”. (Tanwir
al-Qulub)
Tambahan: menurut
H.M. Cholil Nafis, MA. Ketika sayyidina Ustman menerapkan ini, tidak satupun
dari shahabat yang menentangnya. Sehingga posisinya adalah ijma’ sukuti.
ü فَلَمَّا كَثُرَ النَّاسُ فِيْ عَهْدِ عُثْمَانَ أَمَرَهُمُ
بِأَذَانَانِ آخَرَ عَلَى الزَّوْرَآءِ وَاسْتَمَّرَ اْلأَمْرُ إِلَى زَمَنِنَا
هَذَا.وَهَذَا اْلأَذَانُ لَيْسَ مِنَ اْلبِدْعَةِ لِأَنَّهُ فِي زَمَانِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّشِدِيْنَ لِقَوْلِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِاْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ ( تنويرالقلوب)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar