Rabu, 24 Mei 2017

tanwin dalam ilmu nahwu



بسم الله الرحمن الرحيم

Tanwin dalam ilmu nahwu
أوضح المسالك - (ج 1 / ص 14(
التَّنْويِن وهو : نون ساكنة تلحق الآخر لفظا لا خطا لغير توكيد فخرج بقيد السكون النونُ في ( ضَيْفَنٍ ) للطُّفَيْليِّ و ( رَعْشَنٍ ) للمُرْتَعِشِ وبقيد الآخِرِ النونُ فى ( انْكَسَر ) و ( مُنْكَسِر ) وبقولى ( لَفظاً لا خَطَّا ) النونُ اللاحقةُ لآخر القَوَافِي وستأتي وبقولى ( لغير توكيد ) نونُ نحو ( لنَسْفَعَاً ) و ( لَتَضْرِ بُنْ يا قَوْمُ ) ( لَتَضْرِ بِنْ يا هِنْدُ 
(
Tanwin dalam ilmu nahwu adalah nun mati yang terletak di akhir lafadz kalimat isim bukan hanya dalam tulisannya saja, dan juga tanwin tersebut tidak dimaksudkan sebagai taukid (penguat ucapan).

Tanwin dibagi menjadi 4 macam:

1.       Tanwin tamkin (تنوين التمكين)
Tanwin tamkin adalah tanwin yang terletak di akhir isim-isim yang mu’rob dan munshorif dengan tujuan memberitahukan bahwa kalimat ini tetap dalam bentuk asalnya. kecuali pada jama’ muannats salim seperti contoh مسلماتٍ. Tanwin tamkin dinamakan juga dengan tanwin shorfi (تنوين الصرف) karena ia tidak ada keserupaan dengan fi’il ataupun huruf. Tanwin ini juga adalah tanwin yang paling sering muncul pada kalimat isim. Contoh: رجلٌ كتابٌ, هندٌ.

2.      Tanwin tankir تنوين التنكير))
Tanwin tankir adalah tanwin yang terdapat pada akhir isim mabni seperti isim fi’il atau isim alam yang berakhiran ويه . fungsi tanwin ini adalah untuk membedakan mana yang makrifat dan mana pula yang nakiroh di antara dua kata. Maka kemudian kata yang bertanwinlah yang ditetapkan sebagai isim yang nakiroh dan sebaliknya yang tanpa tanwin adalah isim makrifat. Contoh pada isim alam:

مررت بسبويهِ و بسبويهٍ اخرى
“Aku bertemu dengan seorang Sibawaih dan Sibawaih lainnya”

Sibawaih yang kedua atau yang bertanwin adalah bentuk nakiroh, maksudnya orang tersebut bertemu dengan orang yang bernama Sibawaih yang dia kenal dan kemudian dia juga bertemu dengan Sibawaih lainnya.


Contoh pada isim fi’il: 1  صهْ 2 صهٍ
صه adalah isim fi’il yang memiliki arti diamlah. Maka dalam contoh yang pertama tanpa tanwin berarti makrifat mengindikasikan bahwa itu adalah perintah untuk melarang mukhotob untuk berbicara tentang apa yang masih ia sampaikan. Semisal ia sedang menceritakan tentang hal yang tidak baik kemudian dilarang dengan kata yang pertama. Dalam contoh yang kedua memiliki arti larangan untuk berbicara mengenai apapun. Semisal suasana tenang dalam perpustakaan dimana tak seorangpun diizinkan berbicara mengenai apapun maka dalam hal ini yang digunakan adalah bentuk yang kedua dengan arti nakiroh.

3.    Tanwin muqobalah (تنوين مقابلة)
Adalah tanwin yang terdapat di akhir kalimat isim jama’ mu’annats salim dengan tujuan sebagai pembanding terhadap nun jama’ mudzakkar salim.

4.    Tanwin ‘iwadl (تنوين عواض)

Tanwin iwadl adalah tanwin yang muncul untuk menggantikan posisi lafadz lain. Tanwin iwadl ini dibagi menjadi tiga:
a.    Menjadi ganti dari mufrod contoh
كلٌ يموت memiliki arti كل انسان tanwin pada كلٌ menjadi ganti dari kata انسان
b.    Menjadi ganti dari jumlah contoh
وأنتم حينئذٍ تنظرون menjadi ganti dari حين اذ بلغت الحلقوم
Sebenarnya masih ada lagi tanwin lainnya namun hanya keempat tanwin ini yang masuk pada isim dan dianggap penting.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penjelasan tentang birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua)

بسم الله الرحمن الرحيم { وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِن...