Rabu, 24 Mei 2017

hikmah puasa bagian 1



بسم الله الرحمن الرحيم
HIKMAH BERPUASA
Puasa adalah sebuah ibadah yang memiliki banyak manfaat baik dalam eksistensinya sebagai sebuah ibadah itu sendiri maupun manfaatnya untuk lahir batin manusia yang menjalaninya.

Pembahasan tentang hikmah berpuasa yang tertulis disini hanyalah sebatas apa yang dapat dinalar dan terpikir oleh akal, tidaklah menjadi ukuran akan keagungan nilai puasa secara hakiki.

Sebagaimana yang telah ditulis dalam pembahasan tentang puasa sebelumnya, puasa Romadlon disyari’atkan pada bulan Sya’ban pada tahun ke-2 hijriah. Adapun pensyariatan puasa ini memiliki beberapa hikmah:

1.     Sebagai bentuk rasa syukur ditinjau dari sisi bahwa puasa itu adalah ibadah. Ibadah adalah mutlak sebagai bentuk syukur dari seorang hamba kepada Tuhannya. ALLAH Swt:
وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللَّهِ لاَ تُحْصُوهَا
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya” (Ibrohim: 34)

2.    Menjadi sebuah pelajaran bagi orang yang berpuasa mengenai bagaimana menjaga amanah agar tidak selalu menyia-nyiakan dan teledor dalam mengembannya. Amanah tersebut adalah perintah menahan dari makan dan minum dan semacamnya pada siang hari. Amanah ini mengandung beberapa kesukaran dan kesulitan serta menuntut kerja keras jasmani maupun rohani dalam menjaganya. 

Jika setiap ibadah bisa tampak secara fisik, maka tidak demikian halnya dengan puasa, jika seseorang sudah merasa sendirian tanpa ada yang mengawasi lalu muncul nafsu buruk yang mengajaknya untuk makan dan minum dengan iming-iming bagus ‘makanlah dan minumlah mumpung tidak ada yang melihatmu’ lalu orang tadi menuruti nafsu jeleknya ini maka berarti ia telah menghianati sebuah amanah yang pelakunya akan mendapat balasan di dunia maupun akhirat.

3.    Hewan tidak memiliki hasrat lain selain makan dan minum atau hanya sekedar mencari kenikmatan seperti kawin. Dan apabila seseorang bisa menahan diri sifat-sifat kehewanan kemudian jernih dan bersih jiwa raganya, maka ia akan lebih dekat dengan sifat kemalaikatan. Dalam kondisi seperti ini setiap ibadah yang ia lakukan akan bersih dari keragu-raguan dan murni hanya kepada ALLAH Swt. Dan akan kau dapati pula bahwa para ahli hikmah, para filosof, orang-orang zuhud, dan orang ahli ibadah dari agama manapun apabila mereka hendak menulis kitab ataupun beribadah, mereka akan menahan perutnya agar tidak banyak makan sehingga mereka dapat mencapai apa yang mereka harapkan.

4.    Nasihat dan saran dari dokter bahwa seseorang tidak boleh makan dengan serakah dan tidak boleh makan terlalu banyak karena akan berdampak pada munculnya penyakit baru pada lambung yang sulit untuk diobati. Sebagaimana hadits:

المعدة بيت الداء والحمية رأس الدواءالحديث او كما قال

“lambung adalah rumah penyakit dan diet adalah kunci segala obat”

Dan juga kata bijak dari ahli hikmah yang menyatakan:

من اكل كثيرا شرب كثيرا ومن كان كذلك نام كثيرا ومن كان كذلك ضاع عمره
“barang siapa yang banyak makan maka ia akan banyak minum dan apabila seseorang sudah demikian maka ia akan banyak tidur dan apabila orang sudah banyak tidur maka akan sia-sia hidupnya”

5.    Melemahkan nafsu syahwat yang mana nafsu syahwat ini menyamakan manusia dengan hewan. Sehingga apabila seseorang miskin ingin kawin tapi belum memiliki biaya maka ia diminta untuk berpuasa sebagaimana hadits:
« يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاهَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّ الصَّوْمَ لَهُ وِجَاءٌ ». أَخْرَجَهُ الْبُخَارِىُّ وَمُسْلِمٌ فِى الصَّحِيحِ مِنْ حَدِيثِ الأَعْمَشِ.
“wahai para pemuda! Apabila ada dari kalian yang sudah mampu dalam biaya hendaknya dia menikah, karena itu akan lebih menjaga mata dan menjaga kemaluan, dan barang siapa yang belum mampu maka hendaknya dia berpuasa karena sesungguhnya puasa itu adalah obat baginya” (HR. Bukhori-Muslim)

6.    Puasa akan menimbulkan rasa belas kasih dan perhatian pada fakir miskin sebab apabila seseorang berpuasa maka ia akan tahu bagaimana rasanya lapar, dan konon katanya Nabi Yusuf as, tidak makan dan tidak minum kecuali apabila beliau sudah sangat lapar, agar ingat pada orang-orang faqir yang kekurangan dan orang-orang yang membutuhkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penjelasan tentang birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua)

بسم الله الرحمن الرحيم { وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِن...