Kamis, 11 Mei 2017

fiqh - sujud syukur dan sebab-sebab sujud syukur



Sujud syukur

Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan diluar sholat dan hukumnya adalah sunnah. Jadi, sujud syukur tidak boleh dilakukan di dalam sholat.
Sujud syukur ini adalah disunnahkan ketika datangnya nikmat atau terhindar dari musibah. Imam Abu Hanifah menganggap sujud syukur ini adalah bid’ah namun tersanggah melalui riwayat dari Abdurrahman bin ‘Auf ra dalam sebuah hadits:
خَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} نَحْوَ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ فَسَجَدَ وَأَطَالَ فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ : " إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَتَانِي فَبَشَّرَنِي بِأَنَّ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا فَسَجَدْتُ لِلَّهِ سُبْحَانَهُ شُكْرًا .
“aku keluar bersama Rasululah Saw menuju sekitar Baqi’ lalu Rasulullah sujud, lalu aku bertanya tentang itu (kenapa beliau sujud) lalu Rasulullah Saw bersabda: “sesungguhnya Jibril alaihissalam datang kepadaku dan memberikan kabar gembira bahwa siapa yang membaca sholawat satu kali kepadaku maka Allah akan Membalasnya sepuluh. Lalu aku sujud kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai bentuk rasa syukur”[1]
Adapun sebab-sebab sujud syukur adalah:
1.     Mendapat nikmat yang tidak terduga. Baik itu yang tampak secara dzohir, seperti mendapatkan anak, ditemukannya sesuatu yang hilang, kesembuhan dari penyakit. Ataupun nikmat tersebut tidak tampak secara dzohir seperti contoh: dirinya atau anaknya mendapatkan ilmu.
Arti mendapatkan nikmat yang dimaksud di sini adalah nikmat yang baru didapat. Bukan nikmat yang selalu kita rasakan sehari-hari seperti kesehatan. Meskipun kesehatan wajib disyukuri akan tetapi dalam nikmat sehat ini tidak disunnahkan sujud syukur.
2.    Terhindar dari bencana secara dzohir dari jalan yang tidak diduga. Contoh: selamat dari gempa, tenggelam, dan lain sebagainya.
3.    Melihat orang fasiq yang mengumbar/terang-terangan dalam melakukan kefasikannya ataupun menyembunyikannya tapi selalu melakukannya walaupun itu dosa kecil. Sujud ini hendaknya dilakukan secara terang-terangan dihadapannya apabila tidak dikhawatirkan akan adanya konflik atau malapetaka yang timbul karenanya.
4.    Melihat orang yang cacat, baik itu secara fisik atau akalnya ataupun cacat lainnya yang mengurangi kesempurnaannya menurut kebiasaan yang ada, seperti buta dan bisu. Setelah sujud syukur hendaknya dilanjutkan dengan membaca doa:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلاً
Ketika sujud syukur, jangan sampai diketahui oleh orang yang terkena musibah tadi dan ketika membaca doa juga diupayakan agar tidak didengar olehnya.

bacaan dalam sujud syukur adalah sama seperti layaknya bacaan pada sujud dalam sholat.


[1] الحاوى الكبير ـ الماوردى (2/  470) فَأَمَّا سُجُودُ الشُّكْرِ فَمُسْتَحَبٌّ [ الْقَوْلُ فِي سُجُودِ الشُّكْرِ ] عِنْدَ حُلُولِ نِعْمَةٍ ، أَوْ دَفْعِ نِقْمَةٍ ، وَقَالَ أَبُو حَنِيفَةَ : سُجُودُ الشُّكْرِ بِدْعَةٌ ، وَهَذَا خَطَأٌ لِرِوَايَةِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ : خَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} نَحْوَ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ فَسَجَدَ ، وَأَطَالَ ، فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ : " إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَتَانِي ، فَبَشَّرَنِي بِأَنَّ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا ، فَسَجَدْتُ لِلَّهِ سُبْحَانَهُ شُكْرًا .وَرُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} أَنَّهُ رَأَى نُغَاشًا وَالنُّغَاشُ : النَّاقِصُ الْخَلْقِ ، فَسَجَدَ شُكْرًا لِلَّهِ سُبْحَانَهُ. وَرُوِيَ عَنْ بِكَّارِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ جَدِّهِ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} عِنْدَ بَعْضِ أَزْوَاجِهِ ، فَأَتَى بَشِيرُهُ بِظَفَرِ أَصْحَابٍ لَهُ ، قَالَ : فَخَرَّ رَسُولُ اللَّهِ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} سَاجِدًا . وَرُوِيَ عَنْ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، لَمَّا بَلَغَهُ فَتْحُ الْيَمَامَةِ ، وَقَتْلُ مُسَيْلِمَةَ أَنَّهُ قَالَ : الْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَسَجَدَ شُكْرًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ . وَرُوِيَ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّهُ سَجَدَ شُكْرًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ، حِينَ بَلَغَهُ فَتْحُ الْقَادِسِيَّةِ ، وَالْيَرْمُوكِ . وَرُوِيَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ لَمَّا رَأَى ذَا الثُّدَيَّةِ بِالنَّهْرَوَانِ قَتِيلًا سَجَدَ شُكْرًا لِلَّهِ سُبْحَانَهُ .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penjelasan tentang birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua)

بسم الله الرحمن الرحيم { وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِن...