Sujud syukur
Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan diluar sholat dan hukumnya adalah sunnah. Jadi, sujud syukur tidak boleh dilakukan di dalam sholat.
Sujud syukur
ini adalah disunnahkan ketika datangnya nikmat atau terhindar dari musibah.
Imam Abu Hanifah menganggap sujud syukur ini adalah bid’ah namun tersanggah
melalui riwayat dari Abdurrahman bin ‘Auf ra dalam sebuah hadits:
خَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ
اللَّهِ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} نَحْوَ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ فَسَجَدَ
وَأَطَالَ فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ : " إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ
السَّلَامُ أَتَانِي فَبَشَّرَنِي بِأَنَّ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا فَسَجَدْتُ لِلَّهِ سُبْحَانَهُ شُكْرًا .
“aku keluar
bersama Rasululah Saw menuju sekitar Baqi’ lalu Rasulullah sujud, lalu aku
bertanya tentang itu (kenapa beliau sujud) lalu Rasulullah Saw bersabda:
“sesungguhnya Jibril alaihissalam datang kepadaku dan memberikan kabar gembira
bahwa siapa yang membaca sholawat satu kali kepadaku maka Allah akan Membalasnya
sepuluh. Lalu aku sujud kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai bentuk rasa
syukur”[1]
Adapun
sebab-sebab sujud syukur adalah:
1. Mendapat nikmat yang
tidak terduga. Baik itu yang tampak secara dzohir, seperti mendapatkan anak,
ditemukannya sesuatu yang hilang, kesembuhan dari penyakit. Ataupun nikmat
tersebut tidak tampak secara dzohir seperti contoh: dirinya atau anaknya
mendapatkan ilmu.
Arti
mendapatkan nikmat yang dimaksud di sini adalah nikmat yang baru didapat. Bukan
nikmat yang selalu kita rasakan sehari-hari seperti kesehatan. Meskipun
kesehatan wajib disyukuri akan tetapi dalam nikmat sehat ini tidak disunnahkan
sujud syukur.
2. Terhindar dari bencana
secara dzohir dari jalan yang tidak diduga. Contoh: selamat dari gempa,
tenggelam, dan lain sebagainya.
3. Melihat orang fasiq
yang mengumbar/terang-terangan dalam melakukan kefasikannya ataupun
menyembunyikannya tapi selalu melakukannya walaupun itu dosa kecil. Sujud ini
hendaknya dilakukan secara terang-terangan dihadapannya apabila tidak
dikhawatirkan akan adanya konflik atau malapetaka yang timbul karenanya.
4. Melihat orang yang
cacat, baik itu secara fisik atau akalnya ataupun cacat lainnya yang mengurangi
kesempurnaannya menurut kebiasaan yang ada, seperti buta dan bisu. Setelah
sujud syukur hendaknya dilanjutkan dengan membaca doa:
الْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ
خَلَقَ تَفْضِيلاً
Ketika sujud syukur, jangan sampai diketahui
oleh orang yang terkena musibah tadi dan ketika membaca doa juga diupayakan
agar tidak didengar olehnya.
bacaan dalam sujud syukur adalah sama seperti layaknya bacaan pada sujud dalam sholat.
bacaan dalam sujud syukur adalah sama seperti layaknya bacaan pada sujud dalam sholat.
[1] الحاوى
الكبير ـ الماوردى (2/ 470) فَأَمَّا سُجُودُ
الشُّكْرِ فَمُسْتَحَبٌّ [ الْقَوْلُ فِي سُجُودِ الشُّكْرِ ] عِنْدَ حُلُولِ
نِعْمَةٍ ، أَوْ دَفْعِ نِقْمَةٍ ، وَقَالَ أَبُو حَنِيفَةَ : سُجُودُ الشُّكْرِ
بِدْعَةٌ ، وَهَذَا خَطَأٌ لِرِوَايَةِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ :
خَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} نَحْوَ
بَقِيعِ الْغَرْقَدِ فَسَجَدَ ، وَأَطَالَ ، فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ :
" إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَتَانِي ، فَبَشَّرَنِي بِأَنَّ مَنْ
صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا ، فَسَجَدْتُ لِلَّهِ
سُبْحَانَهُ شُكْرًا .وَرُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ
{صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} أَنَّهُ رَأَى نُغَاشًا وَالنُّغَاشُ :
النَّاقِصُ الْخَلْقِ ، فَسَجَدَ شُكْرًا لِلَّهِ سُبْحَانَهُ. وَرُوِيَ عَنْ بِكَّارِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي
بَكْرَةَ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ جَدِّهِ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ : كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} عِنْدَ بَعْضِ أَزْوَاجِهِ ، فَأَتَى
بَشِيرُهُ بِظَفَرِ أَصْحَابٍ لَهُ ، قَالَ : فَخَرَّ رَسُولُ اللَّهِ {صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} سَاجِدًا . وَرُوِيَ عَنْ أَبِي
بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، لَمَّا بَلَغَهُ فَتْحُ الْيَمَامَةِ ، وَقَتْلُ
مُسَيْلِمَةَ أَنَّهُ قَالَ : الْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَسَجَدَ شُكْرًا لِلَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ . وَرُوِيَ عَنْ عُمَرَ
بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّهُ سَجَدَ شُكْرًا لِلَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ ، حِينَ بَلَغَهُ فَتْحُ الْقَادِسِيَّةِ ، وَالْيَرْمُوكِ . وَرُوِيَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّهُ لَمَّا رَأَى ذَا الثُّدَيَّةِ بِالنَّهْرَوَانِ قَتِيلًا سَجَدَ شُكْرًا
لِلَّهِ سُبْحَانَهُ .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar