Kamis, 11 Mei 2017

hikmah adanya aturan-aturan dalam Agama Islam



بسم الله الرحمن الرحيم
Hikmah dan rahasia dibalik aturan syariat
-      Manusia dan hewan
Sudah menjadi kodrat bahwa jenis hewan lebih condong kepada perbuatan buruk dari pada kebaikan. Oleh karena itulah setiap jenis hewan sudah dilengkapi dengan senjata yang digunakan untuk melindungi diri.

Beberapa jenis burung misalnya, dilengkapi dengan cakar dan paruh. Adapula yang melindungi dirinya dengan tanduk seperti kerbau, banteng, dan sejenisnya. Ada yang melindungi diri dengan racun seperti kalajengking dan lain sebagainya. Diantara fungsi semua itu adalah untuk melindungi diri dari musuh meski di sisi lain kadang digunakan untuk melumpuhkan mangsa.

الانسان حيوان الناطق
“Manusia adalah jenis hewan yang dapat berbicara”

Begitulah ungkapan yang pernah saya dari seorang ustadz. Menurut salah satu sumber disebutkan pula bahwa manusia diklarifikasi sebagai homo sapiens dalam bahasa latin yang berarti manusia yang tahu. Manusia adalah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

Manusia adalah salah satu dari jenis hewan, maka manusia menjadikan lisan, tangan, dan senjatanya sebagai pelindung, serta beberapa alat tempur untuk merusak pertahanan musuh.

Jika kita lihat dari semua jenis senjata yang digunakan, maka tentu senjata manusia lebih banyak dan lebih berbahaya karena manusia memiliki kelebihan dibanding dengan jenis hewan lainnya yaitu adanya akal pikiran.

Potensi kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh manusia akan lebih besar mengingat manusia memiliki akal dan menggunakan kecerdasannya.

Oleh karena itulah ditetapkan adanya taklif yaitu perintah dan larangan dari Allah Swt, sebagai rambu-rambu dan pengatur bagi manusia agar tidak merusak tatanan kehidupan dalam bermasyarakat. Orang-orang yang dikenakan aturan-aturan ini dinamakan mukallaf.

Aturan-aturan ini adalah agar manusia sebagai makhluk yang berakal sehat dapat merawat bumi dengan baik. Oleh karena itu aturan-aturan ini tidak berlaku bagi mereka yang gila atau anak kecil yang belum mencapai usia baligh karena akalnya masih belum cukup. Dan aturan-aturan ini tidak pula berlaku bagi hewan lainnya. Aturan-aturan yang Diberikan oleh Allah adalah melalui perantara para utusan.

-      Aturan Allah dan aturan manusia
Manusia ketika hidup berkelompok mereka membuat aturan demi aturan dan menjatuhkan hukuman bagi mereka yang melanggarnya. Akan tetapi ketika manusia membuat aturan, maka pasti akan ada kekurangan. Oleh karena itu selalu ada revisi dan perbaikan dalam aturan-aturan yang dibuat manusia.

Berbeda halnya dengan aturan-aturan yang datang dari langit yang senantiasa sesuai untuk setiap waktu, setiap keadaan, dan untuk setiap daerah tanpa disertai adanya kekurangan dan cacat.

Setiap Rasul yang diutus memiliki syariat yang berbeda-beda namun masing-masing memiliki kesempurnaan dalam dirinya sendiri. Namun meski demikian, semua syariat yang ada pada hakikatnya tetap sama yaitu mengajarkan tauhid atau meng-Esa-kan Allah, dengan mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Wujud dengan segala sifat-Nya Yang Maha Sempurna.

Dalam al-Qur’an Allah Berfirman:
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا (72) لِيُعَذِّبَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (73)
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Ahzab: 72-73)

Mayoritas ulama bersepakat bahwa yang dimaksud dengan amanah dalam ayat ini adalah taklif terhadap makhluk. Sesungguhnya Allah telah Menawarkan amanah ini kepada langit, bumi, dan gunung tetapi semuanya menolak. Penolakan ini adalah wajar karena mereka tidak memiliki kelayakan dan kesiapan untuk memikul amanah ini. Hanya mereka yang memiliki akal yang mampu untuk mengemban amanah ini sedangkan langit, bumi, dan gunung tidak memilikinya sehingga mereka merasa tidak mampu untuk mengembannya.[1]

Diantara taklif adalah perintah untuk tidak mencuri, jika seseorang mencuri maka hukumannya adalah dipotong tangan. Ini akan menjadi peringatan bagi mereka ketika melihat orang yang telah dipotong tangannya karena mereka pernah mencuri, sehingga membuat mereka akan berpikir seribu kali untuk melakukan kejahatan yang sama. Dengan ini pula ketentraman dan keamanan akan terjaga di masyarakat dan membuatnya menjadi kondusif.

Ketika seseorang berzina, jika itu zina ghairu muhson maka hukumannya adalah dicambuk seratus kali untuk laki-laki dan delapan puluh kali jika itu perempuan ditambah keduanya harus diusir dari kampungnya selama satu tahun. Jika itu adalah zina muhson maka keduanya harus dirajam sampai mati. Dengan ini, maka seseorang akan berfikir ulang jika mereka hendak berzina dan tidak ada orang yang melakukan perzinahan karena adanya hukuman tadi. Dengan ini pula maka tidak ada kerancuan nasab dalam keturunan karena setiap orang dapat menjaganya dengan baik.

Diantara taklif yang berasal dari Allah adalah perintah berpuasa yang puasa ini adalah melatih jiwa dan membersihkannya. Perintah zakat adalah agar kita mau berbagi dan agar orang-orang kaya bisa berbuat baik kepada orang-orang fakir miskin sehingga tumbuhlah kelembutan hati.

Diantara taklif yang berasal dari Allah adalah perintah untuk berhaji bagi mereka yang mampu. Dalam pelaksanaan ibadah haji ini semua orang berkumpul dalam satu tempat untuk melaksanakan ibadah haji dengan itu mereka bisa saling kenal dan berjabat tangan. Dengan ini pula akan menjadi perantara adanya persatuan antar sesama muslim yang berbeda Negara.

Diantara taklif juga adalah adanya perintah sholat yaitu supaya seorang hamba berdiri dihadapan Tuhannya sebanyak lima kali dalam sehari semalam dengan mengakui keagungan Tuhannya, mengharap pahala dari-Nya dan juga takut akan siksa-Nya. Dengan menjalankan maka seorang muslim akan merubah sifat kehewanan yang menjadi sifat malaikat karena sholat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar sebagaimana firman Allah:

{ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ } [العنكبوت: 45]
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar” (al-ankabut: 45)

Manusia bisa adakalanya disamakan dengan para malaikat karena kesuciannya dan ketaatannya pada perintah Allah, dan adakalanya disamakan dengan hewan karena menuruti hawa nafsunya.

Manusia diberikan pilihan oleh Allah untuk melakukan apapun dan Allah Berikan kemudahan kepada mereka. Jika perbuatan tersebut baik maka dibalas dengan pahala dan jika buruk maka balasannya adalah dosa.

Allah Berfirman dalam al-Qur’an:
{ فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى* وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى* فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى* وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى* وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى* فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى } [ الليل : 5 -10 ]
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.” (al-Lail: 5-10)

Dari sedikit paparan di atas setidaknya kita bisa tahu arti taklif, yaitu mengerjakan perintah-perintah Allah dengan susah payah dan tidak mudah dikerjakan kecuali bagi mereka yang sudah mempersiapkan diri dan tidaklah kesiapan itu dapat ditemukan kecuali dalam diri manusia. Karena itulah Allah Memberikan taklif kepada manusia dan Menjelaskan tentang yang baik dan buruk kepada mereka lalu mereka bisa memilih mana yang mereka suka.

Allah Berfirman dalam al-Qur’an:
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا (3)
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (al-Insan: 3)

Allah Berfirman pula:
{ فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ. وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ } [الزلزلة: 7- 8].
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (az-zalzalah: 7-8)

Dari penjelasan ini kita tahu bahwa dengan adanya taklif ini Allah Menghendaki kebaikan bagi para hamba-Nya. Akan tetapi mereka yang condong mengikuti hawa nafsunya dan tertutup hatinya akan kebaikan yang dikehendaki oleh Allah, mereka tidak dapat menyadarinya.



[1] تفسير ابن كثير (6/  488) عن ابن عباس: يعني بالأمانة: الطاعة، وعرضها عليهم قبل أن يعرضها على آدم، فلم يطقنها (3) ، فقال لآدم: إني قد عرضتُ الأمانة على السموات والأرض والجبال فلم يطقنها (4) ، فهل أنت آخذ بما فيها؟ قال: يا رب، وما فيها؟ قال: إن أحسنت جزيت، وإن أسأت عوقبت. فأخذها آدم فتحمَّله
Menurut Ibnu Abbas sebagaimana dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa yang dimaksud amanah adalah ketaatan kepada Allah. Allah Swt, Menawarkannya kepada langit, bumi, dan gunung sebelum menawarkannya kepada Nabi Adam as, namun mereka merasa tidak mampu mananggungnya. Lalu diucapkan kepada Nabi Adam as “sesungguhnya Aku telah Menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung namun mereka tidak mampu untuk mengembannya. Apakah kamu (Adam) mau mengambilnya dengan apa yang ada bersamanya?” Nabi Adam as, lalu bertanya “ya Allah, apakah yang ada di dalamnya” Allah Swt, Menjawab “jika engkau mengembannya dengan baik maka engkau akan mendapat balasan (pahala) dan jika engkau mengembannya dengan buruk maka engkau akan disiksa” Nabi Adam lalu menerima amanah tersebut dan mengembannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penjelasan tentang birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua)

بسم الله الرحمن الرحيم { وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِن...