Rabu, 24 Mei 2017

hikmah puasa bagian 2



PUASA, IBADAH DENGAN SEGUDANG KEUTAMAAN bag. 2
PUASA DALAM TINJAUAN ILMU KESEHATAN

Berikut adalah sedikit paparan dari sekian banyak hikmah berpuasa

Islam mengatur umatnya agar senantiasa hidup disiplin, cermat, dan bijak. Termasuk dalam makanan sekalipun.

ALLAH Azza wa Jalla sebagai Dzat Yang Maha Pencipta segalanya. Telah Memberi aturan. Sebagaimana dalam surah al-A’raf ayat: 31

{ كُلُواْ واشربوا وَلاَ تُسْرِفُواْ } [ الأعراف : 31 ]
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan (Al-A’raf: 31)

Dan juga sabda Nabi:
"كلوا واشربوا، والبسوا وتصدقوا، في غير إسراف ولا مخيلة" (رواه البخاري)
“Makanlah dan minumlah, berpakaianlah dan bersedekahlah dengan tanpa berlebih-lebihan dan tanpa menyombongkan diri”

Serta sabda Nabi lagi:
"نحن قوم لا نأكل الا عن جوع واذا اكلنا لا نملك نفسنا من الطعام"
“Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali jika sudah lapar dan apabila kami makan maka tidaklah nafsu menguasai kami atas makanan itu”

Maksud dari berlebihan dalam ayat “dan janganlah berlebih-lebihan” adalah janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan. Dan dalam tafsir Ibn Katsir dijelaskan bahwa berlebih-lebihan dalam makanan akan berdampak pada kesehatan pikiran maupun badan.

Di dunia ini, kita sebagai umat Islam dipersilahkan untuk makan dan minum sesuka hati dengan syarat apa yang kita konsumsi tadi adalah barang halal, baik, dan tidak berlebihan.

Nafsu makan adalah nafsu alami manusia yang tidak bisa dihilangkan, sebab jika manusia tidak makan maka ia akan mati. akan tetapi banyak dari mereka yang kadang berlebihan dalam hal makanan. Banyaknya ragam makanan yang tersedia yang menjanjikan sejuta kelezatan, dan didukung oleh kondisi financial yang mapan, malah membuat banyak dari mereka yang lupa akan tujuan makan itu sendiri. Istilahnya makan untuk hidup sudah berupa menjadi hidup untuk makan.

Sebagian dokter mengatakan bahwa ‘obat yang tidak memiliki efek samping adalah jangan memakan makanan sampai kau menginginkannya’.

Perkataan sebagian ahli kedokteran ini terinspirasi dari hadits Nabi
"نحن قوم لا نأكل الا عن جوع واذا اكلنا لا نملك نفسنا من الطعام"
“Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali jika sudah lapar dan apabila kami makan, maka tidaklah nafsu makan menguasai kami atas makanan itu”
Artinya makan ketika memang tubuh sudah butuh asupan makanan, dan berhenti pada waktunya. Yaitu berhenti ketika apa yang dibutuhkan oleh tubuh sudah terpenuhi. Bukannya berhenti ketika bakul sudah kosong atau kantong sudah bolong.

Manusia memiliki dua opsi untuk menentukan derajat mereka. Pertama, cenderung menjadi malaikat. Kedua, cenderung menjadi hewan. Ketika manusia terlalu banyak makan, maka berarti ia telah mengedepankan aspek kehewanian mereka.

Nah, puasa adalah salah satu momen untuk melatih manusia mengekang nafsu hewani mereka untuk lebih dekat kepada sifat malaikat. Sekaligus menjadi momen yang tepat untuk me-refresh organ pencernaan.
Sabda Rosulullah:
صوموا تصحوا (الحديث او كما قال)
“berpuasalah! Niscaya kau akan sehat”

Beberapa hikmah dibalik puasa menurut tinjauan medis diantaranya:

1.     Memberikan kesempatan organ pencernaan untuk beristirahat
Kebanyakan orang memiliki pola makan 3x sehari. Disadari atau tidak, kalau kita lihat, ternyata dengan pola makan 3x sehari ini telah memberikan porsi kerja yang berat kepada organ pencernaan karena organ pencernaan hampir tidak pernah beristirahat sama sekali selama seseorang tidak berpuasa.

Ketika seseorang makan, makanan yang masuk akan diproses di dalam lambung. Di dalam lambung makanan yang masuk akan diproteksi dari potensi-potensi infeksi dengan mengatur keasaman dengan kadar tertentu. Proses ini berlangsung selama kurang lebih selama 4 jam. Lalu akan diteruskan sedikit demi sedikit menuju usus halus selama kurang lebih 4 jam. Jadi total kerja organ pencernaan untuk mencerna makanan adalah 8 jam.

Akan tetapi ketika seseorang berpuasa dan mereka memiliki pola makan 3 x sehari, maka ini akan memaksa organ pencernaan bekerja keras hampir tiada henti. Misalnya seperti berikut: orang memiliki kebiasaan pola makan jam 07.00 (makan pagi) maka organ pencernaan baru benar-benar akan selesai 8 jam kemudian atau sekitar pukul 15.00. dan jika orang tadi makan pada pukul 14.00 berarti ia kembali memberi tugas kepada organ pencernaannya padahal kerja untuk mencerna makanan yang pertama belum selesai. Dan ketika waktu malam semisal orang tadi makan malam pada pukul 19.00 atau 19.30, berarti ia kembali memberi porsi kerja baru lagi padahal proses pencernaan makanan yang sebelumnya belumlah selesai.

Inilah yang dimaksud memberikan beban kerja yang terlalu berat bagi organ pencernaan ketika seseorang tidak berpuasa.
Dan ketika seseorang berpuasa, berarti ia bisa mengistirahatkan organ pencernaannya minimal 6 jam sehari.

Memang pada saat puasa, kuantitas makanan yang masuk tidak banyak. Akan tetapi dengan tidak terlalu beratnya tugas organ pencernaan justru akan membuat kualitas makanan menjadi semakin baik karena penyerapan gizi oleh tubuh akan terserap secara optimal.

2.    Menghilangkan racun dari tubuh.
Ketika seseorang makan makanan. Bersamaan dengan masuknya makanan itu akan masuk pula beberapa jenis bahan kimia. Sehingga jika manusia sering memasukkan makanan maka racun atau toxin akan terkumpul di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi kurang semangat dan lesu.

Akan tetapi dengan berpuasa, maka toxin yang masuk akan mudah terurai kemudian hilang dari tubuh sehingga tubuh menjadi bersemangat. Tubuh akan terbebas dari racun atau minimal akan meminimalisir keberadaan racun di dalam tubuh.

Saya awalnya kurang percaya bahkan hampir tidak percaya saat ada yang mengatakan pada saat perut kenyang maka anggota tubuh akan lemah. Akan tetapi saat perut tidak kenyang maka seluruh anggota tubuh akan sehat. Atau kira-kira seperti itulah… dan ternyata setelah membaca keterangan di atas saya menjadi yakin bahwa apa yang dikatakan ulama bukan sekedar tinjauan menurut kapasitas mereka sebagai ulama, akan tetapi juga tinjauan dari segi ilmu kesehatan.

3.    Puasa meningkatkan kekebalan tubuh
Orang yang berpuasa saat berpuasa pada hari pertama hingga hari ke enam, tidak ditemukan pertubuhan sel darah putih. Akan tetapi ketika memasuki hari ketujuh hingga hari ke sepuluh, maka sel darah putih akan tumbuh pesat. Perkembangan sel darah putih ini secara otomatis akan menaikkan kekebalan tubuh dan melawan peradangan seperti radang tenggorokan, radang hindung, radang amandel, radang persendian, usus dan lambung.

4.    Mencerdaskan otak.
Ketika seseorang kenyang maka darah akan disalurkan untuk membantu proses pencernaan. Akan tetapi jika pada organ pencernaan kosong maka darah akan disalurkan menuju otak.

Dalam sebuah hadits Rosulullah bersabda:
من جاع بطنه عظمت فكرته وفطنت قلبه
“barang siapa yang perutnya lapar maka ia akan memiliki pemikiran yang besar dan hati yang cerdas”

Dan dalam sebuah nasehat yang disampaikan oleh Luqman al-hakim kepada anaknya:

يا بني اذا امتلأت المعدة نامت الفكرة وخرست الحكمة وقعدة الاعضاء عن العبادة
“wahai anakku, apabila perut terisi penuh (makanan), (maka) akan tertirdurlah pemikiran, kebijaksanaan jadi membisu, dan anggota tubuh akan duduk malas untuk beribadah”

5.    Menguatkan jantung
Dengan berpuasa akan membantu meringankan kerja jantung, membersihkan darah sehingga ketika darah yang masuk ke jantung adalah darah bersih maka kerja jantung akan menjadi ringan.

Jantung manusia berdetak hingga 80 kali per menit, dan ketika seseorang berpuasa maka detak jantung akan berkurang hingga 60 kali per menit. Dengan ini mengurangi beban kerja jantung hingga 28.000 kali. Mengurangi aktivitas jantung hingga 75% sehingga kinerja jantung pun akan maksimal.

Demikianlah sedikit cuplikan dari manfaat hikmah berpuasa yang ditinjau dari sisi medisnya. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat puasa menurut ilmu kesehatan. Akan tetapi karena keterbatasan referensi, hanya sekelumit ini yang bisa saya tuliskan.

والله اعلم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penjelasan tentang birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua)

بسم الله الرحمن الرحيم { وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِن...