Pendapat sebagian ulama terkemuka
Pertama, sesungguhnya
puasa berfungsi menguatkan kehendak akal dari pada nafsu. Apabila seseorang
sudah berlatih secara sempurna, maka akal akan menjadi pemimpin dalam dirinya,
bukan nafsu. Dan itu adalah landasan yang kuat untuk menjadi golongan
sebaik-baik manusia.
Kedua, puasa
berfungsi untuk menjaga diri karena ALLAH Swt, dan malu kepada ALLAH Swt.
Karena sesungguhnya apabila seseorang bernafsu terhadap sesuatu sedangkan dia
berpuasa maka dia akan meninggalkan sesuatu tersebut karena ALLAH Swt, dan akan tertanam rasa untuk menjaga diri
karena ALLAH Swt, serta menguatkan perasaan betapa Agung ALLAH Swt. Dan
seandainya setiap orang menjaga diri seperti itu, maka niscaya tidak akan
ditemukan orang-orang yang berbuata dosa, orang-orang yang kuat tidak akan
menindas yang lemah, dan dunia akan menjadi layaknya surga firdaus dalam
kenikmatannya, kejernihannya, dan kesucian hati para penduduknya.
Ketiga, puasa
berfungsi untuk mengingatkan pada keadaan orang-orang fakir sehingga timbul
rasa berbagi dan rasa kasih pada mereka. Bukankah seseorang tidak akan tahu
pada sesuatu apabila ia sudah merasakannya sendiri, begitu pula orang yang
tidak pernah lapar tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya menjadi orang
kelaparan.
Keempat,
dengan berpuasa kita akan benar-benar tahu nikmat-nikmat yang diberikan oleh
ALLAH Swt, sebab sesuatu tersebut tidak dapat diketahui secara benar kecuali
apabila ia sudah tidak ada. Semisal contoh, orang sehat tidak akan sadar
kecuali bila ia diserang penyakit.
Kelima, hikmah
yang berikutnya adalah dengan berpuasa, kita akan mengetahui kelemahan dan
kebutuhan kita sebagai manusia. Ketika kesadaran akan kebutuhannya sebagai
manusia itu datang, maka hilanglah rasa sombongnya karena ia tahu bahwa dirinya
hanyalah makhluk yang lemah yang butuh makan dan minum. Ketika seseorang sadar
akan siapa sebenarnya dirinya, maka ia akan berakhlak baik kepada Allah maupun
kepada sesama makhluk Allah.
Keenam, sesungguhnya
manusia jika syahwatnya kuat, maka ia akan merasa hebat. Akan tetapi ketika
syahwatnya dibelenggu, maka jiwanya akan menjadi tenang sehingga ia akan
kembali kepada Allah dan dapat menyadari dirinya yang sebenarnya. Obat hati dan
ketenangan jiwa yang sebenarnya adalah apabila seseorang dekat kepada Allah.
Karena pada hakikatnya manusia tak mampu berdiri tanpa Allah.
Ketujuh, di
dalam puasa kita seakan berada di alam ruhani seperti layaknya malaikat. Karena
sepanjang hari kita tidak disibukkan oleh hawa nafsu, melainkan diisi dengan
dzikir, sholat, membaca al-Qur’an, ataupun merenungi ciptaan Allah.
Kedelapan, di dalam puasa ada
manfaat bagi kesehatan tubuh.
Hikmah dalam berpuasa ini amatlah
banyak. Karena perintah Allah pastilah memiliki manfaat untuk kita baik dalam
hubungan kita kepada Allah ataupun untuk kemaslahatan kita terhadap diri kita
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar